Perspectives News

Warga Yeh Embang Kauh Terisolasi, Jembatan Bambu Kembali Roboh

 

BPBD Jembrana melaksanakan kegiatan assessment dan penyerahan bantuan kepada masyarakat (15 KK) yang terdampak jembatan bambu roboh di Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Kamis (3/4/2025).  (Foto: Dok/BPBD Jembrana)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Masalah yang dihadapi warga Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, kembali berlanjut setelah akses utama mereka, jembatan bambu kembali roboh pada Senin, (1/4/2025), setelah sebelumnya sempat diperbaiki secara swadaya oleh masyarakat.

Jembatan yang menghubungkan desa dengan desa lain itu, membuat 15 kepala keluarga (KK) di desa tersebut terisolasi, terutama saat debit air sungai meningkat.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, jembatan bambu tersebut roboh akibat materialnya yang sudah lapuk.

"Kondisi saat ini masih memungkinkan untuk dilintasi saat air sungai kecil, namun saat air sungai besar, warga terisolasi dan tidak bisa menyeberang," jelas Agus Artana Putra, Kamis (3/4/2025).

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan warga, terutama bagi anak-anak yang harus bersekolah dan warga yang membutuhkan akses cepat ke fasilitas kesehatan.

"Dari keterangan Kelian Dinas setempat, warga khawatir saat air sungai besar, anak-anak kami tidak bisa pergi ke sekolah, dan jika ada warga yang sakit, akan sulit untuk dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.

BPBD Kabupaten Jembrana telah melakukan asesmen dan memberikan bantuan kepada warga yang terisolasi berupa 15 paket sembako, 30 buah matras BNPB, dan 15 paket kebersihan.

Tim yang diterjunkan ke lapangan terdiri dari berbagai unsur, termasuk Kabid KL BPBD Kabupaten Jembrana, analis kebencanaan, tim reaksi cepat (TRC), Pusdalops BPBD, kelian dinas, dan aparat desa.

Agus menambahkan, aparat desa telah berupaya meminta bantuan dari pihak terkait, namun hingga saat ini belum ada realisasi.

Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan untuk membangun jembatan permanen agar akses mereka tidak terputus, terutama saat musim hujan tiba.

Untuk diketahui, robohnya akses jembatan warga Desa Yehembang Kauh ini terjadi sejak 16 Oktober 2022, dampak dari banjir bandang lalu. Sudah sempat diperbaiki oleh masyarakat menggunakan material bambu, namun karena sudah lapuk, sehingga kembali roboh pada Senin (1/4/2025) lalu.  (dik)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama