Timnas U17 Indonesia saat kalah melawan Korut 0-6 di perempat final Piala Asia U17 2025, Senin (14/4/2025) malam. (Foto: PSSI)
JAKARTA,
PERSPECTIVESNEWS - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir tetap salut atas prestasi
yang ditorehkan Putu Panji dkk di Piala Asia U17 2025 yang digelar di Arab
Saudi. Meski anak asuh coach Nova Arianto urung mengulang prestasi menginjak
semifinal ajang serupa di tahun 1990, Erick mengapresiasi perjuangan Garuda
Muda yang berhasil menjuarai Grup C di babak penyisihan dengan mencetak tiga
kemenangan beruntun.
Satu-satunya kekalahan dialami Timnas U17 saat menghadapi
Korea Utara U17 dengan skor 0-6 di perempat final yang berlangsung di King
Abdullah Sports City Hall Stadium, Jeddah, Senin (14/4/2025) malam.
"Harus diakui babak delapan besar memang berat. Lihat
bagaimana Jepang dikalahkan Arab Saudi melali adu penalti. Lalu kemunculan
kekuatan baru, seperti Uzbekistan yang konsisten permainannya, baik junior dan
senior serta bisa mengalahkan kekuatan Asia lainnya. Model pembinaan
berkelanjutan seperti itulah yang harus kita temukan agar bisa seperti Jepang,
Korsel, dan kini Uzbekistan," ujar Erick Thohir di Jakarta, Senin (14/4/2025).
Walau demikian, Erick tetap meminta para pemain dan tim
pelatih kembali ke Tanah Air dengan kepala tegak karena mampu berkompetisi
dengan baik dan meraih tiket ke Piala Dunia U17, November mendatang di Qatar,
melalui babak kualifikasi. Bahkan, secara khusus, ia juga meminta pecinta bola
dan netizen jangan menghukum pemain karena kalah, atau membully, bahkan memecah
belah pemain serta tim pelatih.
"Jangan hukum mereka karena kalah. Mereka anak-anak
muda dan jalan mereka masih panjang. Terlebih mereka mencetak prestasi bagus
loh. Luar biasa! dan harus dihargai sebagai pencapaian pribadi yang tinggi.
Apalagi beberapa pemain berasal dari keluarga yang sederhana dan menjalani
hidup yang pas-pasan. Ini perjuangan besar mereka sebagai pribadi dan orang
tuanya agar bisa menjadi pemain nasional," ujar Erick.
Atas dasar itu, Erick menyatakan akan memberikan perhatian
lebih kepada Timnas U17 menuju Piala Dunia U17. Erick menambahkan, pencapaian Timnas U17 di
Piala Asia U17 2025 menandakan program yang dijalankan hasilnya nyata.
“Kita buktikan. Jika 2023 kita ke Piala Dunia U17 karena
tuan rumah, kini mengulangi lewat kualifikasi. Para pemain dan tim kepelatihan
benar-benar memberikan kebanggaan sehingga PSSI akan mempersiapkan mereka lebih
matang dan Lebih kuat agar bisa menjalani Piala Dunai U17 mendatang dengan
prestasi yang jauh Lebih baik lagi," ungkapnya.
Dalam konteks pembinaan Timnas junior yang berkelanjutan ke
tahap berikutnya, Erick menegaskan PSSI tidak bisa berhenti. Dengan
penyelenggaraan Piala Dunia U17 setiap tahun mulai tahun 2025 ini, lalu Piala
Dunia U20 setiap dua tahun, maka program pembinaan prestasi para pemain muda
tidak boleh berhenti.
"Kita dihadapkan pada tantangan, bagaimana menyiapkan Timnas U17 mendatang yang sebagus Timnas U17 hari ini. Jadi pembinaan Garuda Muda harus kontinyu. Belum lagi ajang lain, seperti Olimpiade yang batasan usia harus di bawah 23 tahun dan kuota pesertanya berkurang dari 16 tim negara menjadi 12 tim. Artinya, kita harus bersiap lebih dini, lebih panjang, dan lebih ketat," jelas Erick. (djo)