Angkutan publik Trans Metro Dewata mulai Jumat (18/4/2025) kembali beroperasi dengan biaya operasional ditanggung Pemprov Bali, Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar. (Foto: dok dhian)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS – Masyarakat yang daerahnya dilalui Bus Trans Metro Dewata
menyambut gembira beroperasinya kembali bus tersebut, dan menilai apa yang
dijanjikan Gubernur Bali Wayan Koster dan Wagub Bali Nyoman Giri Prasta setelah
terpilih sebagai orang nomor satu dan dua di Bali, bukan isapan jempol.
“Bahkan ini lebih cepat, dulu sempat saya baca di media
massa bahwa Bus Trans Metro Dewata akan mulai beroperasi kembali pada tangal 20
April 2025, ternyata ini lebih cepat dua hari tanggal 18 April 2025 sudah resmi
beroperasi kembali,” kata salah seorang warga Denpasar, Gede Wikrama, Jumat
(18/4/2025).
Wikrama mengatakan sebetulnya ia pesimis bus angkutan massal
itu bisa beroperasi kembali. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Gubernur
Koster dan Wagub Giri Prasta yang memperhatikan kebutuhan masyarakat kecil akan
moda transportasi darat yang murah.
Seperti diketahui, sejak akhir 2024 Trans Metro Dewata yang didanai
APBN melalui Kementerian Perhubungan dihentikan operasionalnya oleh Kemenhub. Kini
Pemprov Bali bersama empat kabupaten dan kota di Bali menanggung biaya
operasional transportasi publik itu.
Empat kabupaten dan kota itu, yakni Kabupaten Badung,
Tabanan, dan Kabupaten Gianyar serta Kota Denpasar. Gubernur Koster mengatakan,
dalam satu tahun pemerintah pusat saat itu menggelontorkan dana operasional
untuk 105 unit bus senilai Rp80 miliar.
“Hari ini kita operasikan lagi dengan 75 unit armada, untuk
koridor yang ramai dan kita atur jam operasionalnya sehingga bisa optimal,”
kata Koster dalam penandatanganan MoU Trans Sarbagita di Jayasabha, Denpasar,
Jumat (18/4/2025).
Untuk mengakomodir 6 koridor dengan 69 bus dan 6 bus
cadangan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp49,75 miliar. Biaya tersebut
ditanggung oleh Pemprov Bali sebesar Rp15 miliar, Kabupaten Badung Rp16 miliar,
Kota Denpasar Rp15 miliar dan Kabupaten Gianyar Rp4,7 miliar.
“Tabanan Rp0 miliar karena Tabanan keuangannya berat jadi
ditanggung oleh Kabupaten Badung, kita harus bergotong royong,” kata Koster.
Jumlah Rp49,7 miliar untuk operasional TMD itu dihitung
mulai bulan April hingga Desember 2025. Untuk tahun selanjutnya, Koster
mengatakan, akan ada kesepakatan lagi.
Dengan beroperasinya kembali Trans Metro Dewata, kata
Koster, pemerintah telah memenuhi hak publik untuk mendapatkan akses
transportasi. Dia menambahkan, anggaran yang ditanggung renteng oleh Pemprov
Bali dan empat kabupaten/kota itu tidak dikeluarkan dengan hitung keuntungan.
“Di sini tidak ada untung rugi karena merupakan layanan,
dalam transportasi publik itu tidak ada hitung-hitungan, karena yang kita
penuhi adalah hak masyarakat,” jelasnya.
Selama TMD berhenti beroperasi, Koster melihat banyak
desakan dari komponen masyarakat. Rangkaian demo terjadi untuk menuntut agar
TMD beroperasi kembali.
Desakan itu akhirnya diterima oleh Pemprov Bali dan bus
merah Trans Metro Dewata mulai 20 April 2025 kembali beroperasi untuk melayani
6 koridor.
“Kita berharap, pertama akan meningkatkan kualitas layanan
publik, mengatasi kemacetan dan secara langsung kita melakukan edukasi ke
masyarakat untuk bertransformasi dari kendaraan pribadi ke transportasi
publik,” jelas Wayan Koster. (djo)