Perspectives News

Maknai Momentum Galungan dan Kuningan, Ketua DPRD Jembrana Ajak Umat Hindu Perkokoh Kebersamaan dan Harmoni

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, secara khusus menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh umat Hindu di Bumi Mekepung

Hari Raya Galungan dan Kuningan, sebuah perayaan suci yang dirayakan oleh umat Hindu di Bali, bukan hanya sekadar peringatan kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (keburukan). Lebih dari itu, momentum spiritual ini juga menjadi pengingat akan pentingnya mempererat rasa kebersamaan antarumat serta mengokohkan nilai-nilai harmoni sosial.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, secara khusus menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh umat Hindu di Bumi Mekepung, seraya mengajak masyarakat untuk memaknai perayaan ini dengan memperkuat tali persaudaraan dan menjaga keharmonisan yang telah terjalin dengan baik. Terlebih keberagaman menjadi ciri khas Kabupaten Jembrana.

Pihaknya mengajak umat merayakan hari raya Galungan dan Kuningan dengan penuh makna.

"Saya selaku Ketua DPRD Kabupaten Jembrana, atas nama pribadi dan pimpinan serta seluruh Anggota DPRD Kabupaten Jembrana, mengucapkan selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada seluruh umat Hindu, khususnya di Kabupaten Jembrana," ujar Sri Sutharmi dalam keterangan persnya, Minggu (20/4/2025).

"Semoga kedamaian dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita semua. Galungan dan Kuningan adalah momentum spiritual yang sangat penting untuk memperkuat jalinan kebersamaan dan toleransi, baik antarsesama umat Hindu maupun antarumat beragama," terang Sri Sutharmi.

Menurutnya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam perayaan Galungan dan Kuningan sejatinya sangat relevan dengan semangat membangun Jembrana.

Ia menegaskan, kekuatan sebuah daerah tidak hanya bertumpu pada pembangunan fisik semata, melainkan juga pada kualitas sosial masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kerukunan.

"Kita patut bersyukur bahwa masyarakat Jembrana selama ini sudah mampu menjaga tradisi penuh toleransi dan gotong royong dengan sangat baik,“ ungkap politisi asal Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo ini.

“Perbedaan keyakinan bukan menjadi penghalang untuk tetap hidup rukun, saling menghormati, dan membantu satu sama lain. Ini justru adalah kekuatan sosial yang harus menuatkan dan terus kita rawat dan pelihara bersama," imbuh politisi Wanita ini.

Dikatakan, momentum Hari Raya Galungan dan Kuningan juga menjadi waktu yang tepat bagi umat Hindu untuk introspeksi diri/mulatsarira secara mendalam.

Momentum rahinan yang jatuh setiap enam bulan sekali ini adalah kesempatan untuk seluruh umat Hindu membersihkan pikiran (manah) dari segala pengaruh negatif yang dapat merusak harmoni dalam diri sendiri maupun dalam interaksi sosial dalam bermasyarakat.

Selain itu, perayaan ini juga menumbuhkan kembali semangat untuk menjalani hidup yang seimbang sekala niskal, baik secara spiritual maupun material.

"Nilai keseimbangan yang terkandung dalam filosofi Tri Hita Karana, hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan, harus terus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini kita berada dalam era perubahan sosial yang sangat cepat. Tanpa fondasi spiritual dan moral yang kuat, kita bisa kehilangan arah dan terjerumus dalam berbagai permasalahan sosial," ujarnya.

Sebagai representasi masyarakat Jembrana di lembaga legislatif, Sri Sutharmi juga secara khusus mengajak generasi muda untuk tidak hanya memahami makna Galungan dan Kuningan sebatas pada aspek seremonialnya saja.

Lebih dari itu, ia berharap agar nilai-nilai luhur yang terkandung dalam perayaan suci ini dapat dijadikan sebagai panduan hidup dalam menghadapi berbagai tantangan zaman yang semakin kompleks.

Ia menekankan betapa pentingnya pelestarian budaya dan kearifan lokal sebagai benteng moral yang kokoh di tengah gempuran arus globalisasi yang berpotensi menggerus nilai-nilai tradisional.

Pihaknya juga menegaskan bahwa menjaga harmoni sosial adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat Jembrana, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah daerah, hingga setiap individu warga.

Pihaknya berharap perayaan ini dapat menjadi momen refleksi bersama untuk semakin mempererat ikatan sosial dan menumbuhkan kembali semangat gotong royong.

"Mari kita jadikan Hari Suci Galungan dan Kuningan sebagai sumber inspirasi yang tak ternilai harganya untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan, memperkuat semangat kebersamaan, dan bersama-sama membangun Jembrana,” paparnya.

Dengan suasana batin yang bersih dan pikiran yang jernih, sebagai makhluk individu dan mahluk sosial akan lebih mudah membangun relasi sosial yang sehat dan produktif dan berdampak positif terhadap kehidupan.

Ia berharap, semangat kemenangan Dharma dapat terus membimbing setiap langkah dan tindakan seluruh masyarakat Jembrana dalam mewujudkan kehidupan yang maju, harmonis dan bermartabat. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama