Perspectives News

Hadiri Halal Bihalal dengan MUI, Gubernur Koster Sebut Nangun Sat Kerthi Loka Bali Merupakan Konsep Budaya

 


Gubernur Bali Wayan Koster saat menghadiri halal bihalal yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali, Sabtu (19/4/2025) (Foto: Humas MUI Bali)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2018 merupakan visi yang menjadi landasan pembangunan Bali berdasarkan konsep budaya, bukan konsep agama.

Nangun Sat Kerthi Loka Bali merupakan konsep budaya yang menjadi landasan pembangunan Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru dengan tujuan menciptakan Bali sejahtera, harmonis, dan berdaulat.

“Di dalam Nangun Sat Kerthi Loka Bali terdapat konsep kearifan lokal yang memuliakan alam beserta isinya yang merupakan ciptaan Tuhan, ya manusia, tumbuh-tumbuhan maupun ciptaan Tuhan lainnya,” ungkap Koster dalam sambutannya pada halal bihalal MUI Provinsi Bali di Hotel Harris Denpasar, Sabtu (19/4/2025).

Koster juga menyampaikan, Nangun Sat Kerthi Loka Bali konsep yang ditujukan untuk menjaga alam, budaya, manusia di Bali tanpa memandang suku dan agama.

“Jadi ini tanggung jawab kita semua. Kan semua ini alam yang terbersih. Semuanya harmonis, hidup manusianya juga berjalan dengan bagus, apapun agamanya, apapun golongannya, dari mana pun juga. Semua yang ada di Bali ini kita harus kompak semua,” ungkap Koster yang hadir di halal bihalal bersama Wagub Nyoman Giri Prasta.

Dikatakan Gubernur Koster, konsep visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali memiliki konsekuensi logis bahwa kita semua yang hidup di sini (Bali), menghirup udara di Bali, mencari rezeki di Bali memiliki tanggung jawab bersama menjaga Bali agar selalu kondusif dan aman yang pada gilirannya secara ekonomi memberikan berkah bagi kita semua.

Koster mengajak seluruh lapisan masyarakat turut serta dalam menjaga alam Bali. “Jangan rusak Bali ini, kalau Bali rusak rugi kita. Jadi Bali tidak saja milik kita, miliknya Indonesia bahkan milik dunia,” urai Koster.

Koster juga meminta masyarakat untuk mengusung rasa toleransi terhadap sesama, karena semua agama mengajarkan nilai-nilai yang baik, penuh harmoni dan toleransi. Ini yang harus dijalankan seluruh masyarakat Bali. (djo)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama