Kepala Dikpora Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra. (Foto: Dik/Perspectives)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Dunia pendidikan di Kabupaten Jembrana, Bali, tidak mengalami dampak signifikan dari efisiensi anggaran pemerintah pusat. Meski terjadi pemangkasan anggaran, terutama pada pos perjalanan dinas dan belanja alat tulis kantor (ATK), program-program prioritas tetap berjalan lancar.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra menegaskan, efisiensi anggaran di dinasnya hanya menyasar pada hal-hal yang tidak krusial.
"Dampak dari efisiensi hanya ada di perjalanan dinas yang sudah distandarkan, dan semua OPD juga distandarkan. Kami tidak mempermasalahkan hal tersebut," ujarnya, Senin (10/3/2025).
Selain itu, belanja ATK juga mengalami pengurangan sekitar 30 persen. Namun, Anom memastikan bahwa program-program prioritas, seperti bantuan siswa dan beasiswa, justru mendapatkan tambahan anggaran atau pergeseran anggaran untuk memastikan kelancaran program.
"Justru di kami ada beberapa penambahan anggaran untuk program prioritas saja, seperti beasiswa anggarannya ditambah, dan juga ada beberapa program prioritas pimpinan yang lain yang ada program prioritas beliau tidak ada penambahan tapi kami laksanakan pergeseran anggaran," jelasnya.
Lebih lanjut, Anom mengungkapkan bahwa perbaikan sekolah yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) SG tetap berjalan tanpa pengurangan.
Namun, untuk tahun ini, Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik khusus bangunan (pembuatan bangunan sekolah baru) tidak tersedia, hanya ada anggaran DAU SG untuk renovasi. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga dipastikan tidak mengalami pengurangan.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengurangan tenaga non-ASN di sekolah-sekolah.
Anom mengakui adanya kekurangan tenaga non-ASN, tetapi pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.
"Untuk tenaga non-ASN terutama di sekolah-sekolah memang ada kekurangan, akan tetapi kita masih bisa atur dengan penambahan jam untuk teman-teman guru terutama, kalau dulu mereka hanya ngisi 24 jam pelajaran sekarang kita tambah lagi, artinya kita berdayakan sumber daya yang ada, untuk mengisi, secara prinsip tidak boleh sampai anak-anak tidak belajar," tegasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Dinas Dikpora Jembrana berkomitmen untuk menjaga kualitas pendidikan di tengah kondisi efisiensi anggaran. (dik)