Perspectives News

Jelang Pelantikan Kepala Daerah, Wali Kota Jaya Negara dan Wawali Arya Wibawa Mejaya Jaya di Pura Agung Besakih

 

Wali Kota Denpasar terpilih dan Wakil Wali Kota Denpasar terpilih, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa didampingi Ketua DPRD Denpasar I Kysti Ngurah Gede saat Mejaya-Jaya di Pura Agung Besakih, Rabu (12/2/2025) (Foto: Humas Denpasar)

KARANGASEM, PERSPECTIVESNEWS - Upacara Mejaya-Jaya di Pura Agung Besakih menjadi bagian penting dalam prosesi menjelang pelantikan kepala daerah terpilih periode 2025-2030 di Bali pada Rabu (12/2/2025) bertepatan dengan Rahina Pagerwesi, Purnama Kawolu.

Dalam prosesi ini Gubernur Bali terpilih Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali terpilih I Nyoman Giri Prasta bersama seluruh bupati dan wali kota terpilih di Bali, melaksanakan ritual penyucian diri dan memohon restu di Palinggih Hyang Wisesa, Pura Agung Besakih.

Wali Kota terpilih I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Wakil Wali Kota terpilih I Kadek Agus Arya Wibawa, didampingi Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, turut serta dalam upacara ini. Prosesi ditutup dengan persembahyangan bersama untuk memohon restu dalam menjalankan tugas kepemimpinan.

Di sela-sela persembahyangan, Wali Kota Denpasar terpilih, I Gusti Ngurah Jaya Negara, mengungkapkan rasa syukur telah dapat mengikuti prosesi Mejaya-Jaya sebelum pelaksanaan proses pelantikan nanti. Dan apresiasinya kepada masyarakat Denpasar atas kepercayaan yang telah diberikan dalam Pilkada 2024.

“Kami tetap membangun kolaborasi dengan pemerintah pusat, provinsi, dan seluruh kabupaten dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan di Kota Denpasar. Kami juga berharap dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, agar mampu melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan serta pelayanan yang optimal untuk Kota Denpasar,” ujar Jaya Negara.

Wakil Wali Kota Denpasar terpilih, I Kadek Agus Arya Wibawa, menambahkan bahwa komitmen mewujudkan Denpasar sebagai kota yang kreatif, berbasis budaya, dan harmoni. “Kami berpegang pada prinsip Tri Hita Karana, yaitu menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan,” ujar Arya Wibawa. (pur)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama