Perspectives News

Dikembangkan Sejak 2022, AQUA Mambal Dukung Keberadaan Taman Gumi Banten

Bendesa Adat Glagalinggah I Wayan Tatok Suputra menunjukkan área Taman Gumi Banten, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan upakara warga desa adat setempat.

KINTAMANI, PERSPECTIVESNEWS- AQUA Mambal Bali mendukung keberadaan Taman Gumi Banten yang dikembangkan Kelompok Tani Hutan Glagalinggah dan Desa Adat Glagalinggah, Kintamani, Bangli yang sudah dikembangkan sejak tahun 2022 lalu.

Keberadaan Taman Gumi Banten sendiri sebenarnya ditujukan untuk memenuhi sarana upakara warga desa adat setempat saat berlangsung berbagai kegiatan upakara terlebih saat pujawali yang dilaksanakan di setiap parahyangan masing-masing desa adat.

Guna memenuhi kebutuhan tersebut, kelompok Tani Hutan dan Desa Adat Glagalinggah bersepakat mengembangkan Taman Gumi Banten, khusus untuk tanaman yang biasa dipakai sarana upakara dan tanaman obat.

Taman Gumi Banten di Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah merupakan salah satu kegiatan dari program Desa Ramah Air Hujan dan Wisata Alam yang merupakan implementasi inisiatif CSR dari Pabrik AQUA Mambal dengan lingkup kegiatan meliputi Konservasi Sumber Daya Air dan Budaya. 

Stakeholder Relation Manager AQUA Mambal I Nyoman Arsana.  (Foto: perspectives)

Stakeholder Relation Manager AQUA Mambal I Nyoman Arsana menjelaskan, Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah ini diharapkan menjadi wadah edukasi bagi masyarakat Desa Adat Glagalinggah sekaligus wisatawan yang berkunjung.

“Pendampingan yang kami lakukan telah membuahkan hasil dengan lingkungan yang terjaga baik oleh masyarakat dengan kearifan lokalnya. Potensi tersebut menjadikan Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah sebagai salah satu tujuan wisata. Kami akan terus mendorong kebaikan tersebut supaya bisa menginspirasi lebih banyak orang,” ungkap Arsana saat Media Trip di Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah, Sabtu (19/10/2024).

Dalam pelaksanaanya, sambung Arsana, pihaknya menggandeng Yayasan Sahabat Timur Indonesia sebagai mitra di lapangan, mahasiswa, media dan warga desa tentunya.

“Kami juga berkoordinasi dan berkonsultasi dengan UPTH KPH Bali Timur. Pendekatan Pentahelix tersebut kami lakukan untuk mewujudkan sinergi yang optimal,“ tambah Arsana.

Sementara Ketua Pengelola Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah I Wayan Sumadi menjelaskan, Kelompok Tani Hutan Glagalinggah Lestari berjumlah 72 orang dan memanfaatkan kawasan hutan dengan hak pengelolaannya sejak tahun 2018.

“Kelompok Tani Hutan Glagalinggah Lestari diberikan hak pengelolaan hutan dengan luas 54 Ha. Semenjak tahun 2021 bekerjasama dengan AQUA Mambal dan Yayasan Sahabat Timur Indonesia, mengembangkan program Desa Ramah Air Hujan dan Wisata Alam dengan kegiatan Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah berbasis Konservasi Daya Air dan Budaya,” ujarnya.

Bendesa Adat Glagalinggah I Wayan Tatok Suputra menunjukkan área Taman Gumi Banten, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan upakara warga desa adat setempat.

Sementara Bendesa Adat Glagalinggah I Wayan Tatok Suputra menambahkan, “Sebelum ditetapkan menjadi Taman Gumi Banten, kondisinya juga sama seperti hutan-hutan lainnya di wilayah desa sekitar dengan maraknya penebangan liar oknum yang tidak bertanggung jawab,” terang Tatok.

Tatok juga prihatin karena jumlah dan jenis vegetasinya semakin berkurang karena tidak ada konservasi sehingga kondisinya sungguh mengkhawatirkan.

“Setelah ditetapkan menjadi Taman Gumi Banten, di kawasan ini sudah dilakukan konservasi dengan ditanami sebanyak 24 jenis tanaman upacara dan tanaman obat, dan pengembangannya masih terus dilakukan dengan memperkaya jenis vegetasi dengan harapan secara perlahan bisa mengatasi sulitnya memenuhi sarana upacara,” ujarnya.

Tidak hanya dijadikan sebagai sarana pemenuhan upacara, keberadaan Taman Gumi Banten juga dimanfaatkan untuk pengembangan wisata alam. 

Siswa sekolah bersepeda di Hutan Pinus Glagalinggah dengan pemandangan yang asri dan sejuk, Sabtu (19/10/2024).  (Foto: perspectives)

Sarana dan Fasilitas Memadai

Di lokasi hutan saat ini, sudah tersedia tempat parkir yang luas, jembatan gantung, ruang rapat di tengah hutan, kedai kopi dengan halaman yang luas, tempat camping, tempat prewedding dan amphitheater di bawah pohon pinus untuk pagelaran budaya dan kegiatan kumpul-kumpul di alam terbuka.

Tentang Glagalinggah

Desa Adat Glagalinggah merupakan desa adat yang berada di wilayah administratif Dusun Glagalinggah yang merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Kintamani, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Daerah ini berada pada ketinggian 1200 MDPL sehingga merupakan dataran tinggi (pegunungan). Letaknya yang berada pada lereng Gunung Batur membuat daerah ini memiliki jenis tanah entisol dengan tekstur tanah didominasi oleh pasir dengan persentase 82-94,5%.

Dusun Glagalinggah berbatasan langsung dengan kawasan hutan pinus. Udara disana sangat sejuk dan suhunya terasa dingin. Daerah ini memiliki curah hujan tinggi selama 6 - 7 bulan.

Latar belakang masyarakat Desa Adat Glagalinggah adalah pendatang yang bekerja sebagai petani penggarap kebun (penyakap).

Awalnya mereka adalah penyakap di lokasi perkebunan, yang kemudian membentuk sebuah kelompok dan mengorganisir diri menjadi banjar tempekan (dusun) sampai pada akhirnya berkembang menjadi desa adat. Kini Desa Adat Glagalinggah memiliki jumlah penduduk sebanyak 865 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 235 KK.

Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani dan peternak. Komoditi  pertanian unggulannya adalah kopi, pisang, jeruk dan kacang-kacangan. Sedangkan dari sektor peternakan, masyarakat banyak yang memelihara sapi, babi dan ayam kampung.  (lan)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama