Foto anak-anak desa bersama para narsum saat penyelenggaraan program KREDIBALI di Desa Puhu, Gianyar yang diselenggarakan Komunitas JLB pada 19 Oktober 2024 lalu. (Foto: KJLB)
GIANYAR, PERSPECTIVESNEWS- Program KREDIBALI (Kreasi Edukasi Literasi dan Lingkungan) kembali hadir di Desa Puhu, Payangan, Gianyar, pada 19 Oktober 2024.
Program ini bertujuan menghidupkan kembali minat belajar Bahasa Inggris di kalangan anak-anak desa. Komunitas Jejak Literasi Bali (JLB) memainkan peran kunci dalam program ini, berkomitmen untuk membantu anak-anak desa mengembangkan ketrampilan berbahasa Inggris yang sangat penting bagi masa depan mereka, mengingat potensi pariwisata Desa Puhu.
Desa Puhu, yang memiliki keindahan alam dan potensi besar sebagai destinasi wisata, membutuhkan generasi muda yang mampu berkomunikasi dengan turis asing.
Bahasa Inggris menjadi jembatan penting dalam memperkenalkan budaya dan daya tarik lokal desa kepada wisatawan, dan di sinilah Komunitas JLB hadir dengan peran pentingnya.
Sejak hadir pada tahun 2022 di Desa Puhu, program ini telah memberikan dampak signifikan.
Sintya Mayumi, Co-founder Jejak Literasi Bali, menekankan bahwa program ini merupakan inisiatif yang sangat berharga dalam memajukan pendidikan di desa.
“Ini adalah kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Inggris. Selain membangun kepercayaan diri, mereka juga dapat berperan dalam mempromosikan budaya lokal,” ujar Sintya.
Pada tahun 2024, Komunitas JLB memperoleh dukungan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Balai Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai Komunitas Penggerak Literasi.
Dukungan ini memberikan dorongan baru bagi komunitas untuk mengembangkan program literasi lebih lanjut, termasuk melalui kegiatan KREDIBALI #SpecialChapter.
KREDIBALI edisi kali ini dimulai dengan lokakarya peningkatan kapasitas relawan pada 19 Oktober 2024 di Kantor Desa Puhu. Peserta lokakarya, sebagian besar adalah remaja berusia 15-18 tahun, dibekali keterampilan pengajaran Bahasa Inggris secara interaktif dan menyenangkan.
I Wayan Eka Darma Putra, salah satu peserta, menyampaikan kesannya, “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain mengajarkan cara berbagi ilmu, saya juga bisa mengembangkan kemampuan Bahasa Inggris saya,” ujarnya.
Ika Mahayani, narasumber lokakarya, juga mengatakan, kegiatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas relawan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran remaja untuk berkontribusi pada pendidikan sejak dini.
Diva Surya Ningrum, narasumber lainnya mengapresiasi persiapan dan antusiasme peserta, serta berharap program ini dapat menjangkau lebih banyak desa di masa depan.
Puncak kegiatan KREDIBALI berlangsung pada 20 Oktober 2024, di mana para relawan yang telah dibekali pengetahuan menjadi pengajar bagi anak-anak desa. Meskipun awalnya menargetkan 30 anak, antusiasme yang tinggi meningkatkan jumlah peserta menjadi 37 anak.
Kelas KREDIBALI kali ini mengajarkan dasar-dasar Bahasa Inggris yang langsung dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta memberikan edukasi lingkungan seperti pentingnya memilah sampah dan menjaga kebersihan.
“Kegiatan ini sangat seru dan menyenangkan. Saya berharap KREDIBALI dapat terus membuat kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif, dan menyenangkan,” ujar Dian Aprilia, salah satu peserta.
Sintya Mayumi menegaskan, melibatkan remaja sebagai relawan adalah kunci keberlanjutan program ini. Mereka diharapkan dapat menjadi penggerak komunitas belajar yang positif di lingkungan mereka, apalagi dukungan dari pemerintah desa juga sangat kuat.
I Wayan Sudarpana selaku Sekretaris Desa Puhu menyampaikan, KREDIBALI merupakan momentum penting bagi pengembangan potensi anak-anak dan kegiatan yang sangat baik diadakan di Desa Puhu.
Dengan sinergi antara literasi, lingkungan, dan pengembangan kapasitas relawan, KREDIBALI diharapkan menjadi fondasi kuat bagi generasi muda Desa Puhu untuk berkontribusi lebih besar bagi desa mereka di masa depan. (rls)