Kang Zanger di depan Warung Sunda miliknya di Living World Mal, Denpasar, Selasa (10/9/2024). (Foto: Perspectives)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah misi Pegadaian untuk mendorong kemajuan ekonomi masyarakat dan pelaku UMKM bisa ‘naik kelas’.
Salah satu program Pegadaian untuk memberdayakan UMKM adalah program Pinjaman Usaha (jaminan BPKB Kendaraan).
Salah satu wirausaha yang sukses mengembangkan bisnisnya dengan program pinjaman usaha dari Pegadaian adalah Doddy Mulyadi yang akrab disapa Kang Zanger.
Kang Zanger adalah salah satu wirausaha di bidang kuliner yang cukup ekspansif berkat manfaat dan kemudahan dari program pinjaman usaha tersebut.
Kang Zanger adalah pemilik sejumlah warung Sunda yang tersebar di beberapa lokasi strategis di Bali dan Bandung, Jawa Barat.
Kang Zanger (KZ) mengawali perjalanan sukses warungnya tidak berangkat dari modal sendiri tapi dari BPKB kendaraan yang dijadikan agunan untuk mendapatkan bantuan modal usaha dari Pegadaian Kanwil VII Denpasar.
“Waktu itu tahun 2000. Saya buka warung Sunda Kang Zanger pertama di Jln. Seruni No. 1 Denpasar (samping Gedung Polda Bali, Jln. WR. Supratman). Alhamdulilah, berjalan lancar sampai saat ini,” terang alumnus salah satu Fakultas Teknik Negeri di Bandung ini.
Usaha pertama yang terbilang sukses itu menurut Kang Zanger, karena respon baik dari masyarakat dan aparat Polda yang sering menjadikan warungnya sebagai tempat makan bahkan pesanan konsumsi saat ada rapat dengan para pimpinan Polda Bali.
Tidak membutuhkan waktu lama, setahun kemudian dibuka Warung Kang Zanger di Teuku Umar, berlanjut setiap tahun membuka warung Sunda Kang Zanger di Pojok Sudirman Denpasar, di Bandung (Jabar), di Kesiman dan Living World Mal, Denpasar.
“Saya sempat juga buka di Jln. Raya Tuban, Dewi Sri, Patih Jelantik dan Kartika Plaza, tapi kami harus menutup dan konsen untuk membuka outlet baru di lokasi lainnya seperti di Living World Mall saat ini dengan 3 outlet sekaligus,” katanya.
Sebagai wirausaha yang cukup berpengalaman di bidang kuliner, Kang Zanger mengaku tidak berpuas diri. Ada keinginan terus menerus untuk membuka warung yang sama di beberapa lokasi lain di luar Bali.
“Selama ini kami didukung oleh Pegadaian maka kami tak ragu untuk bisa melakukan ekspansi lagi. Sebagai UMKM mitra binaan Pegadaian, kami sangat merasakan bagaimana Pegadaian tak hanya membuka luas akses permodalan bagi pengusaha tetapi juga mendukung penuh dengan memberikan pendampingan dan pelatihan. Bahkan saat Pegadaian punya acara selalu melibatkan Kang Zanger. Ini sungguh luar biasa. Kami sangat terbantu dan berterima kasih kepada Pegadaian. Apa yang kami inginkan, apa yang kami butuhkan, semuanya diberikan oleh Pegadaian dengan mudah. Tingkat kepedulian Pegadaian kepada UMKM mitra binaannya sangat tinggi,” sambungnya.
Mantan salah satu Building Manager di PT. Jakarta Land, Jakarta ini, mengaku sangat terkesan dengan pelayanan Pegadaian yang menurutnya tidak bertele-tele, cepat, singkat dan langsung cair. Prosedur yang sederhana dan ringkas, membuat lelaki 60 tahun ini makin terpacu untuk mengembangkan terus usaha warungnya.
“Pokoknya Pegadaian yang bisa memberikan solusi terbaik bagi kami UMKM. Misi Pegadaian ‘Menyelesaikan Masalah tanpa Masalah’ itu sangat benar dan kami sudah buktikan. Tanpa Pegadaian, tidak akan ada Warung Sunda Kang Zanger di Bali. Ini bukan sanjungan atau rayuan lho ya, tapi kenyataan…,” kata lelaki asal Jawa Barat ini tertawa.
Terkait pelayanan, Kang Zanger menilai pelayanan Pegadaian kini tak seperti dulu lagi. Jika dulu ada pinjaman tanpa agunan, maka sekarang tidak lagi. Nilai pinjaman akan disesuaikan dengan nilai agunan. Sama dengan persyaratan saat mengajukan pinjaman ke bank.
“Dulu kita mudah mendapatkan pinjaman, namun sekarang lebih sulit dan ribet. Kondisi ini membuat peluang jadi tertahan. Saya berharap Pegadaian bisa melayani seperti dulu lagi,” harap Kang Zanger.
Komang Hari Wibawa (kanan) didampingi Joseph Ariesta Kuncoro (tengah), pada temu media di Denpasar, Jumat (6/9/2024). (Foto: Dokumen)
Sementara Kabag Humas dan Protokol PT Pegadaian Kanwil VII Denpasar, Komang Hari Wibawa menegaskan, pelayanan Pegadaian kepada nasabah tidak berubah, tetap memberikan pelayanan terbaik.
“Kami memahami aspirasi yang disampaikan Kang Zanger. Memang dulu ada yang namanya produk kemitraan dari Pegadaian tetapi produk tersebut sudah disesuaikan dengan regulasi atau aturan yang baru,” ujar Hari Wibawa saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin (9/9/2024).
Hari menambahkan, untuk UMKM, selain pinjaman usaha dengan jaminan BPKB, Pegadaian juga memiliki produk KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang cukup diminati UMKM.
“Kami punya produk pinjaman KUR dengan cicilan yang ringan. Ini juga bisa menjadi salah satu pertimbangan bagi para pemilik usaha atau UMKM karena banyak kemudahannya, diantaranya proses pengajuan mudah, tanpa agunan, bisa untuk pengembangan berbagai jenis usaha, memberdayakan UMKM, dan dilayani di seluruh outlet pegadaian di Indonesia,” jelas Hari.
Hari menambahkan, Pegadaian meluncurkan berbagai macam program, produk dan layanan dalam upaya memberdayakan UMKM selaras dengan komitmen “Lebih dari Seabad Berkontribusi untuk Indonesia, Pegadaian 123 GO!”.
“Kehadiran kami yang lebih dari seabad ini tentunya ingin berkontribusi lebih besar lagi bagi masyarakat dan UMKM Indonesia. Dengan tema ‘Pegadaian 123 GO’, makin menyemangati langkah kami untuk memaksimalkan upaya memberdayakan UMKM Indonesia,” terang Hari Wibowo didampingi Joseph Ariesta Kuncoro selaku Kepala Departemen Business Support PT Pegadaian Kanwil VII Denpasar, pada Temu Media di Denpasar, Jumat (6/9/2024).
Joseph Ariesta Kuncoro mengungkapkan, Pegadaian Kanwil VII Denpasar yang meliputi wilayah Bali, NTB dan NTT meraih sejumlah kinerja yang cukup membanggakan.
Menurutnya, hingga Juli tahun 2024, nasabah Pegadaian Kanwil Denpasar tercatat 1,5 juta orang, tumbuh 10 persen bila dibandingkan posisi Desember 2023.
Dari sisi omzet (penyaluran pinjaman), hingga Juli 2024, tercatat Rp 13,9 triliun atau tumbuh 25,09 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 (YoY).
Untuk Outstanding Loan (OSL), hingga Juli 2024 tercatat Rp 8,3 triliun. Jumlah ini tumbuh 20,87 persen bila dibandingkan posisi OSL Desember 2024 (YTD) yang didukung dari produk gadai yang tumbuh 21,23 persen, produk non gadai tumbuh 10,52 persen, dan produk emas tumbuh 77,88 persen.
Dirut PT Pegadaian Damar Latri Setiawan dalam satu kesempatan. (Foto: Dokumen)
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan saat memperingati HUT Pegadaian ke-123 yang jatuh pada Senin (1/4/2024) mengatakan, “Pegadaian 123 GO!!! merupakan sebuah aba-aba kesiapan dan kesediaan seluruh elemen Pegadaian menyongsong era baru yang berkomitmen untuk terus memberikan produk dan layanan terbaik bagi masyarakat, serta menghasilkan kinerja terbaik. Tidak hanya dalam industri pergadaian dan pembiayaan UMKM, kini Pegadaian mulai melebarkan sayapnya dalam mengembangkan ekosistem emas untuk masa depan Bersama MengEMASkan Indonesia, sekaligus meningkatkan inklusi keuangan yang baik untuk mengajak masyarakat Indonesia lebih melek investasi emas melalui Tabungan Emas Pegadaian,” tutur Damar Latri Setiawan. (lan-perspectives)