Pemerhati ekonomi dan pariwisata Bali, Trisno Nugroho. (Foto: perspectives)
BALI, PERSPECTIVESNEWS- Trisno Nugroho adalah figur di balik ‘kencangnya’ produk-produk pertanian dan peternakan di Bali masuk hotel berbintang.
Jika ada figur lain dengan tekad dan niat yang sama dengan Trisno Nugroho, alangkah indahnya masa depan para petani kita di Bali. Setuju?...
“Saya hanya menginisiasi bagaimana produk para petani dan UMKM kita di Bali bisa terserap pasar dengan cepat dan mudah tanpa mereka harus merasa khawatir terhadap keberlangsungan produk yang dihasilkannya,” terang Trisno Nugroho usai menghadiri penandatanganan MoU antara Perumda Dharma Shantika dengan Marriot Hotel Group International, di Nusa Dua, Rabu (31/7/2024).
Bagi mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali ini, cita-cita dan keinginannya untuk membawa petani di Bali ‘naik kelas’ sungguh sebuah tantangan. Berat atau ringan, bagi mantan pejabat senior di beberapa bank terkemuka di Indonesia ini, tidak perlu dipermasalahkan. Baginya, semuanya harus dijalani dulu.
Niat mulia memang selalu membawa berkah. Keberkahan itu kini sudah dirasakan para petani yang makin bersemangat menyuplai produk-produknya seperti beras (merah, putih, hitam), telor ayam, daging ayam dan berbagai jenis sayuran serta buah lokal di berbagai acara hotel. Apakah itu kudapan, menu makan siang maupun makan malam.
“Saya ingin petani di Bali sejahtera. Ini sekaligus memotivasi para petani muda untuk menekuni bidang pertanian agar hasil produksi tetap melimpah. Saya yakin kebutuhan pangan di Bali akan terus melambung karena antara produksi pertanian dengan kebutuhan pasar, masih njomplang (tidak seimbang),” ujarnya.
Trisno Nugroho (tengah) bersama Direktur Perumda Dharma Shantika, Kompiang Gede Pasek Santika (kiri) dan Area VP Indonesia & Malaysia Marriot International Ramesh Jackson, usai penandatanganan MoU. (Foto: perspectives)
Selaku pemerhati ekonomi dan pariwisata Bali, apa yang disampaikan Trisno Nugroho cukup beralasan. Jika itung-itungannya antara jumlah penduduk Bali hanya 4,3 juta dan wisatawan 16 juta dan semuanya butuh makan sehari 3 kali, maka hasil produksi petani takkan mencukupi.
“Bali masih mendatangkan bahan pangan dari luar (Jawa-red) untuk mengimbangi kebutuhan pasar. Jadi sebenarnya prospek petani sangatlah menjanjikan. Namun, petani juga harus mampu meningkatkan kualitas produknya, kontinyuitasnya serta pengiriman produk yang tepat waktu jika permintaan dari pasar khususnya hotel, juga meningkat,” ungkap Trisno.
Trisno, pria kebapakan ini mengaku sangat berkepentingan untuk terus berupaya menjalin sinergi yang kuat dengan berbagai pihak khususnya hotel di Bali agar tagline ‘By Bali For Bali’ tak sekedar indah dibaca dan didengar.
Saat ini, Perumda Dharma Shantika menjadi partner strategis bagi petani dan UMKM. Perumda lah yang memiliki kewenangan menjadi pemasok hasil pertanian ke berbagai hotel di Bali. Sebanyak 53 hotel berbintang di seluruh Bali sudah teken MoU. Luar biasa…
“Mari para petani di Bali, jangan lagi mengeluh dan khawatir terhadap keberlanjutan produksinya. Kami siap menjadi aggregator untuk memperluas jaringan pemasaran dan rantai pasok yang lebih pasti agar petani dan pengusaha kecil di Bali benar-benar ‘naik kelas’ dan bukan lagi sebatas mimpi,” tutup Trisno Nugroho. (ari-perspectivesnews.com)