Perspectives News

Festival Penglipuran Jadi Magnet Wisatawan, Upaya Pemberdayaan Komunitas Lokal dan Pelestarian Lingkungan


Minat dan antusiasme masyarakat menyaksikan berbagai atraksi dan pegelaran seni dan budaya setempat pada Festival Desa Wisata Penglipuran XI yang resmi ditutup, Minggu (7/7/2024). (Foto: Sum)

BANGLI, PERSPECTIVESNEWS- Gelaran Festival Desa Wisata Penglipuran ke-XI yang menghadirkan beragam kegiatan budaya, seni, dan kuliner resmi ditutup, Minggu (7/7/2024).

Sejak dibuka 4-7 Juli 2024, Festival Penglipuran mampu menyedot wisatawan domestik dan mancanegara untuk melihat lebih dekat seni budaya yang dimiliki Desa Penglipuran. Di sini juga terjadi interaksi dan kerja sama elemen masyarakat Desa Penglipuran yang ikut berpartisipasi aktif menyukseskan setiap jadwal festival.

"Secara khusus di dalam Festival Desa Wisata Penglipuran, konsep pariwisata regeneratif diangkat sebagai pendekatan yang tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada pemberdayaan komunitas lokal dan pelestarian lingkungan," ujar Wayan Sumiarsa, Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, di Bangli, Minggu (7/7/2024).

Ia menilai, melalui pariwisata regeneratif bertujuan untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan baik bagi lingkungan maupun masyarakat setempat.

Ditekankan pula, pentingnya mewujudkan pariwisata regeneratif sebagai bagian dari visi jangka panjang Desa Wisata Penglipuran.

"Komitmen ini terlihat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan selama festival, yang semuanya bertujuan untuk menghidupkan kembali dan menjaga keseimbangan alam dan budaya," paparnya.

Sumiarsa menegaskan, festival ini sekaligus bertujuan melestarikan adat istiadat, mempererat persaudaraan antar desa, dan memberikan ruang bagi seniman lokal untuk berkreasi. 

"Festival ini juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi pelaku usaha UMKM melalui pameran kerajinan dan kuliner, serta memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkreativitas melalui berbagai acara seni dan musik," ungkapnya.

Festival Desa Wisata Penglipuran XI, menampilkan berbagai kegiatan menarik di antaranya atraksi budaya "Tetantrian Barong Macan" – menampilkan seni tari tradisional yang melibatkan empat desa tetangga (Desa Lumbuan, Desa Tiga Kawan, Desa Pengotan, dan Desa Bayung Gede),

Stand UMKM – pameran kerajinan dan kuliner yang memberikan wadah promosi bagi UMKM lokal dan luar Penglipuran, berlangsung setiap hari selama festival.

Musik pelipur lara – menampilkan pertunjukan musik dari empat musisi lokal dan nasional (Atera, White Swan, Navicula, Rocket Rocker) pada tanggal 6 Juli 2024, memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk menunjukkan bakat mereka

Tak lupa ada Megibung – tradisi makan bersama yang mempererat persaudaraan antara masyarakat Desa Wisata Penglipuran dan desa tetangga, diikuti oleh seluruh masyarakat Desa Wisata Penglipuran dan dihadiri oleh perwakilan dari 15 desa, berlangsung pada hari terakhir festival.

"Di sini penutupan festival ditandai dengan acara Megibung yang penuh makna, mempererat hubungan antar masyarakat dan mengakhiri festival dengan nuansa kebersamaan," tegasnya.

Ke depannya, festival ini diharapkan dapat terus menjadi ajang pelestarian budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat, serta mempromosikan Desa Wisata Penglipuran sebagai destinasi wisata yang berbasis pada keberlanjutan dan kearifan lokal. 

Festival XI ini, mengangkat tema ‘Endless Devotion to the Mother Earth as a Spirit of Generative Tourism’. Tema ini tidak hanya sekadar slogan, tetapi merupakan manifestasi dari komitmen masyarakat Penglipuran untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya, lingkungan, dan pengembangan ekonomi. 

"Kami berharap lewat festival ini, memberi pesan untuk menghormati dan melindungi Ibu Pertiwi sebagai sumber kehidupan serta mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan memberdayakan disampaikan dengan jelas kepada masyarakat luas dan wisatawan," demikian tandas Sumiarsa. (lan)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama