Perspectives News

WHDI Kota Denpasar Kembali Gelar Pelatihan Banten Otonan Tumpeng Pitu

 

Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, saat membuka Pelatihan Banten di Banjar Ketapian Kelod  Sabtu (15/6/2024). (Foto: Humas Denpasar)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar kembali menggelar pelatihan Banten Otonan Tumpeng Pitu menyasar ibu-ibu Banjar Ketapian Kelod. Kegiatan ini dibuka secara resmi Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, pada Sabtu (15/6/2024).

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, Ketua TP PKK Denpasar Timur, Ida Ayu Karang Sujani Upawana, Lurah Sumerta, I Wayan Eka Apriana, dan pengurus Banjar Ketapian Kelod.

Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara menjelaskan pelatihan banten otonan ini untuk memberikan pemahaman tentang makna banten sesuai dengan sastra atau filsafat Agama Hindu. Pelatihan ini direncanakan berlangsung secara bergiliran di seluruh banjar di Kota Denpasar.

Dalam pelatihan ini, lanjut Sagung Antari bahwa peserta diajarkan cara membuat banten otonan tumpeng pitu. Hal ini lantaran banten tersebut merupakan piranti upakara dasar yang sering dijumpai di masyarakat Hindu Bali.

"Melalui kegiatan ini kami berharap keahlian ibu-ibu dapat  disesuaikan dengan sastra atau filsafat Hindu, sehingga sesuai dengan pakem-pakem Hindu," jelas Ny. Sagung Antari Jaya Negara.

Menurutnya, pelatihan ini penting karena mungkin belum semua memahami makna banten itu sendiri. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan yang benar, sehingga nantinya masyarakat bisa mengajarkan arti dan makna banten kepada generasi berikutnya.

"Dengan kemasan yang menarik dan asyik, anak-anak terutama generasi muda diharapkan akan suka membuat banten, terutama banten otonan yang digunakan dalam lingkungan rumah tangga," ujarnya.

Salah satu narasumber, Ni Wayan Sukerti, menyampaikan pelatihan ini mencakup pembinaan mulai dari cara matuasan, merangkai janur, hingga matanding sesuai dengan sastra agama Hindu.

Ia menekankan pentingnya membuat banten Ayaban Tumpeng Lima sampai Sebelas dengan memperhatikan detail-detail tertentu seperti matur Ring Ratu Sanghyang Tapeni agar tidak ada yang terlupa.

Lurah Sumerta, I Wayan Eka Apriana, mengucapkan terima kasih kepada WHDI Kota Denpasar atas pelatihan ini. Ia menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena mereka bisa membuat banten sekaligus memahami maknanya sesuai dengan sastra.  (ayu)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama