Tes Fisik Parameter Promosi dan Degradasi Atlet Denpasar

 

Sebanyak 434 atlet Kota Denpasar menjalani tes fisik di GOR Ngurah Rai, Minggu (5/5/2024) untuk mengetahui kondisi fisik mereka sebagai atlet Porprov Bali. (Foto: djo)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Sebanyak 434 atlet Kota Denpasar menjalani tes fisik di GOR Ngurah Rai Denpasar, Minggu (5/5/2024). Mereka berasal dari 46 cabang olahraga di bawah naungan KONI Kota Denpasar.

Sekretaris Umum KONI Kota Denpasar, Made Darmiyasa mengatakan, tes fisik menjadi hal penting bagi atlet karena menjadi parameter apakah atlet tersebut masih dipertahankan atau tidak di Pusat Pelatihan Cabang Olahraga (Puslat Cabor).

“Puslat Cabor bentukan KONI Kota Denpasar dihuni atlet-atlet berprestasi, yang dalam kurun waktu tertentu mereka dilakukan tes fisik. Bagi atlet yang kondisi fisiknya menurun saat tes fisik, kami rekomendasikan ke pengurus cabor masing-masing untuk dilakukan evaluasi. Cabor lah yang nantinya mendegradasi,” ujar Darmiyasa ditemui di sela-sela tes fisik, kemarin.

Dikatakan Darmiyasa, test fisik terhadap atlet ini bagian dari pembinaan olahraga prestasi yang nantinya bermuara pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Tahun 2025. Ia menambahkan, ratusan atlet yang mengikuti tes fisik didampingi langsung para pelatih mereka dari masing-masing cabor yang berjumlah 97 orang.

Tes fisik bekerja sama dengan Universitas Undiksha Singaraja berlangsung sehari dan terpusat di GOR Ngurah Rai, Denpasar. "Ini adalah program dari KONI Denpasar dalam membina olahraga berkesinambungan,” imbuh Darmiyasa.

Dijelaskannya, tes fisik ini merupakan kelanjutan dari program yang sudah berjalan sejak tahun 2023 lalu dan dilanjutkan saat ini. Bahkan, akan ada satu kali lagi tes yang dijadwalkan pada November mendatang.

Darmiyasa mengatakan, tes fisik berkesinambungan ini bagian dari upaya mengupdate dan mengetahui kondisi atlet Kota Denpasar yang nantinya bermuara pada Porprov 2025 mendatang. Atlet Puslat Cabor, lanjut dia, tahun 2023 lalu sudah dilakukan tes fisik.

"Ini kelanjutan dari tahun 2023 lalu. Jika ada kemungkinan tes fisik kurang bagus, maka itu perlu diganti dan didegradasi. Karena dari setiap tes itu akan diberikan ke cabor untuk dievaluasi," tegasnya.

Bahkan, lanjut dia, dari setiap tahapan tes itu selalu ada atlet yang didegradasi. Namun, untuk kepastian jumlah itu berada di masing-masing cabor yang memiliki kewenangan penuh.

KONI Denpasar, kata Darmiyasa, hanya memberikan hasil dan mengevaluasi semata. Maka dengan adanya sistem itu, semua atlet yang dimiliki Denpasar, bisa mempersiapkan diri.

"KONI Denpasar tidak masuk terlalu jauh. Karena yang memiliki kewenangan untuk degradasi itu murni dari cabor. Kami hanya sebatas memberitahu hasil dan mengevaluasi, keputusan mutlaknya dari cabor yang bersangkutan," katanya.

Dalam tes fisik, seluruh atlet turut serta bahkan mereka yang lolos PON sekali pun. Namun, untuk atlet PON tidak menjadi keharusan jika sedang melaksanakan TC.

Darmiyasa juga mengatakan untuk atlet PON yang sudah memiliki hasil tes fisik yang digelar oleh KONI Bali bisa membawa hasil rekomendasi dari sana. Tapi, kalau ada yang hadir langsung juga tidak menjadi persoalan. (djo)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama