Kenaikan harga komoditas di Bali ini turut memicu inflasi di Maret 2024. (Foto: Dok)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga Provinsi Bali pada Maret 2024 secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,93% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,61% (mtm).
Inflasi tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,52% (mtm). Tahunan, inflasi Provinsi Bali sebesar 3,67% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,05% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja, di Denpasar, Jumat (5/4/2024) mengatakan secara spasial, Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,87% (mtm) atau 3,43% (yoy), Badung mengalami inflasi sebesar 1,10% (mtm) atau 3,92% (yoy), Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,89% (mtm) atau 3,71% (yoy), dan Tabanan mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm) atau 3,95% (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga daging ayam ras, beras, telur ayam ras, cabai rawit, dan canang sari. Kenaikan harga daging ayam ras diprakirakan akibat kenaikan harga pakan. Disamping itu, kenaikan harga beras terjadi akibat adanya pergeseran musim panen.
”Secara historis selama lima tahun terakhir, komoditas daging ayam ras cenderung mengalami kenaikan harga menjelang hari raya Galungan dan Kuningan serta Ramadan. Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga jagung manis dan baju kaos berkerah pria,’’ terang Erwin.
Erwin menambahkan, April 2024 ini risiko perlu diwaspadai antara lain kenaikan permintaan makanan jadi dan pakaian pada bulan puasa dan Idul Fitri. Selain itu, kenaikan gaji ASN dan UMP berpotensi mendorong kenaikan permintaan yang lebih tinggi dari prakiraan. Musim kemarau basah dan periode pancaroba diprakirakan berlangsung Maret hingga April 2024, perlu diwaspadai karena dapat memunculkan virus ternak dan tumbuhan.
Ditambahkan, TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten melakukan pengendalian inflasi dalam kerangka kebijakan 4K, yakni melaksanakan kegiatan operasi pasar di seluruh kota/kabupaten di Bali, melakukan sidak pasar untuk memastikan ketersediaan stok dan harga barang, perluasan lahan tanam di Provinsi Bali, seperti menambah luas tanam bawang merah, pemetaan saluran irigasi di seluruh Bali untuk memastikan kecukupan air area persawahan, dan meningkatkan peran Perumda, antara lain dengan memasukkan Perumda ke dalam TPID dan mendorong seluruh kota/kab memiliki Perumda.
”Melalui langkah tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tahun 2024 tetap akan terjaga dan terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1%,’’ ucapnya. (*/lan)