Pj Gubernur Bali, S.M Mahendra Jaya ikut memanen pada kegiatan Gerakan Panen Cabai dan Bawang di Desa Songan B, Kintamani, Bangli, Jumat (29/3/2024) pagi. (Foto: Humas Prov. Bali)
BANGLI, PERSPECTIVESNEWS- Penjabat (Pj) Gubernur Bali, S.M Mahendra Jaya didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra serta Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali menghadiri kegiatan Gerakan Panen Cabai dan Bawang di Desa Songan B, Kintamani, Bangli, Jumat (29/3/2024) pagi.
“Saya sangat senang hari ini, terima kasih sudah memberikan Saya kesempatan untuk kembali merasakan menjadi petani. Walaupun tadi hanya panennya saja, bukan menanam. Kan yang paling berat adalah nanamnya. Tapi Saya juga punya cita-cita setelah pensiun ingin ke Desa merasakan suasana yang nyaman seperti di tempat ini yang sangat luar biasa nyaman, sejuk dan indah,” ungkapnya.
Di hadapan Kelompok Tani Hutan Bukit Pule Gunung Batur, Pj. Mahendra Jaya menyampaikan terima kasih kepada para petani yang telah semangat, tekun dalam mengolah lahan pertanian.
Dikatakan Mahendra Jaya, tidak banyak warga yang mau menjadi petani terlebih di era perkembangan zaman saat ini yang kebanyakan memilih bekerja di sektor formal.
“Terima kasih kepada bapak/ibu petani yang sangat luar biasa. Tidak banyak yang mau menjadi petani, kebanyakan mereka mau bekerja di Kota. Padahal kalau kita lihat, UMR di kota berkisar Rp2,5 juta. Tapi kalau petani, bisa berkali lipat dari itu dapatnya,” terangnya.
Lebih lanjut, Pj. Mahendra Jaya menyampaikan bahwa Provinsi Bali berkomitmen agar mampu mandiri pangan (Indeks Ketahanan Pangan Provinsi Bali pada tahun 2023: 87,65 dan Capaian Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (PoU) terbaik Tingkat Nasional dengan skor 3,77%) dan akan terus berupaya agar dapat meningkatkan kualitas dan produktivitasnya.
Pemprov Bali juga mendorong gerakan tanam Pangan Cepat Panen tidak hanya di lahan pertanian namun juga pekarangan rumah dalam upaya pengendalian inflasi di Provinsi Bali.
“Melalui Gerakan panen ini saya berharap dapat memacu kelompok tani lebih mengoptimalkan lahan pertanian dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali. Sekaligus sebagai upaya untuk mengatasi persoalan kemiskinan dengan menjaga ketersediaan pangan dan keterjangkauan harga,” jelasnya.
Dikatakan Mahendra Jaya, salah satu persoalan terkait upaya peningkatan hasil pertanian saat ini adalah maraknya penggunaan kotoran hewan tanpa melalui proses fermentasi.
Berdasarkan pemantauan lapangan, saat ini marak terjadi penggunaan “kotoran hewan mentah” yang belum diolah secara sempurna sebagai pupuk oleh petani di daerah sentra produksi pertanian yang tidak disadari memberikan dampak negatif baik terhadap lingkungan, kesehatan maupun pertanian.
“Penggunaan kotoran hewan yang belum diolah secara sempurna akan mengundang dan menjadi media pertumbuhan dan perkembangan lalat yang merupakan vector pembawa penyakit bagi manusia dan mengganggu kenyamanan, khususnya wisatawan yang berkunjung ke lokasi,” imbuhnya.
Pada kegiatan yang juga dihadiri jajaran Pemerintah Kabupaten Bangli, juga dilaksanakan penanaman pohon Pule. Tak hanya itu, cabai dan bawang yang dipanen juga langsung dibeli oleh Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali sebagai bentuk dukungan langsung terhadap petani. (hum/yus)