Para pengurus dan ketua paguyuban warga Nusa Tenggara Timur yang ada di Bali, Rabu (21/2/2024) diundang Fredrik Billy untuk melakukan koordinasi terkait perkelahian yang melibatkan warga Sumba. (Foto: billy)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS – Ketua Ikatan Keluarga Sumba (IKKES) Bali, Fredrik Billy bergerak cepat dengan mengumpulkan para pengurus dan ketua paguyuban warga Nusa Tenggara Timur yang ada di Bali, Rabu (21/2/2024), terkait perkelahian yang melibatkan warga Sumba.
Ketua IKKES Bali, Fredrik Billy mengatakan, kasus perkelahian pemuda Sumba di depan minimarket Banjar Denkayu Baleran, Desa Werdi Buana, Mengwi, Badung, pada Senin (19/2/2024) malam mendapat perhatian Kapolda Bali Irjen Pol Ida Bagus Kade Putra Marendra, SIK, MSi, yang langsung turun ke lapangan menemui para pelaku di Mapolres Badung.
Para ketua paguyuban yang dikumpulkan, yakni Ketua Paguyuban Sumba Timur, Ketua HIKMAST Lonny Rihi, Ketua Paguyuban Sumba Barat-IKSB Yos Bani, Ketua Paguyuban Sumba Barat Daya-IKSBD Gidion Ndapatadi, Sumba Tengah-IKST Marthen Rowa.
Mereka hadir didampingi sekretarisnya, seperti Kristoforus Lero, David Tarambiha, Kristopel Umbu Deta. Juga hadir para panasihat seperti Agustinus Iki, Daniel Konda, dan Pendeta Thimotius Suruk. Mereka melakukan rapat koordinasi IKKES di ruang rapat Kantor Advokat Billy & Partners Jalan Tukad Batanghari No.44 B Renon Denpasar.
Ketua IKKES, Fredrik Billy mengatakan, dalam rapat tersebut Ketua IKSBD Bali menjelaskan bahwa pelaku benar warga Sumba Barat Daya, khususnya dari Kecamatan Kodi. Namun, pelaku baru datang ke Bali dan belum mendaftarkan diri di unit paguyuban, akan tetapi tetap dari pengurus berkoordinasi dengan warganya.
Billy meminta agar Ikatan Keluarga secara konsisten berkoordinasi dengan warganya untuk tetap selalu menjaga ketertiban dan keamanan Bali. Sebagai pendatang, kata Billy, warga juga banyak berkontribusi, mereka banyak sebagai pekerja bangunan, bekerja di toko-toko bangunan, sopir, namun banyak juga warga Sumba di Bali sebagai pengusaha, pemborong, dosen, pengacara dan bekerja di sektor parawisata.
“Terhadap kasus ini khususnya warga yang melakukan tindakan kriminal, agar supaya tetap dilakukan proses hukum sesuai hukum yang berlaku, dan kami berharap terhadap oknum yang melakukan kriminal, tidak saja menjadi perhatian dan tanggung jawab organisasi paguyuban keluarga saja, akan tetapi lebih jauh adalah juga menjadi perhatian bagi pemerintah daerah yang ada di Sumba, karena mereka adalah warga Sumba dan masih ber-KTP Sumba,” kata Billy. (djo)