Pemkot Denpasar menggelar persembahyangan ngaturang bhakti Hari Suci Siwaratri di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Selasa (9/1/2024). (Foto: Humas Denpasar)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Pemerintah Kota Denpasar menggelar persembahyangan ngaturang
bhakti Hari Suci Siwaratri di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Selasa (9/1/2024).
Siwaratri diperingati setiap Purwananing Tilem Sasih Kapitu
oleh Umat Hindu di Bali yang identik sebagai wahana penyucian diri, mulat
sarira atau introspeksi diri.
Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Denpasar, I Gusti
Ngurah Jaya Negara, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua
DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana,
Perwakilan Forkopimda Kota Denpasar, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka,
Ketua Sabha Upadesa Kota Denpasar, I Wayan Butuantara, serta pimpinan OPD serta
pemedek masyarakat Kota Denpasar.
Diringi suara kidung dan gambelan Bali, rangkaian
persembahyangan Hari Suci Siwaratri di Kota Denpasar diawali dengan pangilen
Tari Rejang Renteng dan Tari Rejang Sari, dilanjutkan dengan persembahyangan
bersama yang dipuput oleh Ide Pedanda Gede Putra Alangkajeng, Griya Taman
Sanur.
Persembahyangan Hari Suci Siwaratri di Kota Denpasar akan
dilaksanakan tiga kali yakni pukul 18.00 Wita saat sandikala, pukul 00.00 tengah
malam dan pukul 06.00 pagi keesokan harinya. Selama rentang waktu tersebut juga
akan dipentaskan pangilen wayang dan geguritan.
Kabag Kesra Kota Denpasar, IB Alit Surya Antara mengatakan,
Hari Suci Siwaratri merupakan momentum
penting bagi umat Hindu sebagai ajang mulat sarira atau instrospeksi. Tentunya
dalam setiap perayaan rutin dilaksanakan guna memberikan edukasi dan pemahaman
bagi masyarakat khususnya tentang makna dan tujuan perayaan Hari Suci Siwaratri.
"Dari pelaksanaan persembahyangan yang dilanjutkan
dengan beragam kegiatan keagamaan seperti Makekawin, Mageguritan dan Dharma
Tula diharapkan memberikan pemahaman bagi masyarakat," jelasnya.
Jaya Negara menekankan, Hari Suci Siwaratri merupakan momen
untuk memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam prabawanya sebagai Dewa Siwa sehingga
pada hari ini sangat baik merenungi segala perbuatan yang telah dilaksanakan
atau lebih dikenal dengan malam peleburan dosa. Momentum Hari Siwartari
hendaknya dilakukan dengan mulat sasira dan introspeksi untuk menjadi lebih
baik ke depannya.
Jaya Negara mengatakan, jika dilihat dari dua suku kata
yakni Siwa dan Ratri, maka dapat diartikan sebagai upaya penyucian terhadap
kegelapan diri.
Dengan demikian umat manusia dapat menjalani swadarma
kewajibannya dengan baik dan selalu dalam lindungan Ida Sang Hyang Widi Wasa
Tuhan Yang Maha Esa.
"Tentunya Hari Siwaratri harus diisi dengan kegiatan
yang positif dengan kesadaran, seperti Dharma Tula, Monobrata, Jagra, Upawasa,
Mulat Sarira dan mengendalikan panca indra sebagai wujud wiweka umat Hindu
sehingga mampu merenungi perjalanan diri untuk lebih baik lagi
kedepannya," imbuh Jaya Negara. (ags/humas)