Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan (nomor 3 dari kiri) seusai menandatangani MoU antara ITB STIKOM Bali dengan Fooyin Universty Kaoshiung, Taiwan, Jumat (19/1/2024). (FOTO: Humas STIKOM)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan tak henti-hentinya mendorong anak muda Indonesia khususnya Bali untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sambil magang. Kali ini ITB STIKOM Bali menjalin kerja sama dengan Fooyin University Kaoshiung, Taiwan.
Bertempat di kampus ITB STIKOM Bali, Renon, Denpasar, Jumat (19/1/2024), didampingi Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama dan Inovasi I Made Sarjana SE, MM, Dadang Hermawan menandatangani MoU antara ITB STIKOM Bali dengan Fooyin Universty Kaoshiung, Taiwan.
Pihak Fooyin University diwakili Natasia, Assistant of International Overseas Affair, sementara Director of International Overseas Affair, Fooyin University, Dr. Nanyo Cheng menyaksikan dari kampusnya di Kaoshiung, Taiwan secara online melalui zoom meeting.
Natasia menjelaskan, kerja sama ini meliputi program 1+4 International Foundation Program. Artinya 1 tahun pertama di kampus Fooyin mahasiswa mengikuti kuliah bahasa Mandarin saja selama 720 jam hingga lulus level A-2 sebagai syarat mengikuti kuliah pada tahun kedua sesuai program studi yang dipilih, selama 4 tahun.
Selama 5 tahun di Taiwan itu, lanjut Natasia, para mahasiswa mendapat kesempatan magang sehingga mempunyai penghasilan untuk membiaya segala kebutuhannya.
"Kelebihan kampus Fooyin ini adalah tahun pertama biaya SPP dan asrama gratis, tahun kedua semester pertama biaya SPP gratis, hanya biaya asrama saja," kata Natasia.
Masih menurut Natasia, sesuai aturan Kementerian Tenaga Kerja Taiwan bagi mahasiswa asing, dalam masa belajar mereka mendapat kesempatan bekerja 20 jam/minggu, sedangkan selama masa liburan musim semi dan musim panas mereka bisa kerja 40 jam/minggu.
"Itu (penghasilannya) lebih dari cukup untuk biaya hidup mereka selama di Taiwan," yakin Natasia.
Program lain dalam MoU ini adalah kesempatan bagi mahasiswa ITB STIKOM Bali memperoleh dua gelar atau dual degree.
"Dua tahun kuliah di STIKOM Bali dulu lalu lanjut 2 tahun lagi di Fooyin. Syaratnya mahasiswa sudah dibekali dengan bahasa Mandarin Level A-2 di Indonesia. Kelebihan program 2+2 ini mahasiswa mendapat uang saku Rp 5 juta/bulan, jadi tidak perlu repot-repot cari kerja," jelas Natasia.
Tentu kerja sama ini disambut baik oleh Dadang Hermawan dan I Made Sarjana. Menurut Dadang, khusus program 1+4 ini di mana tahun pertama biaya SPP dan asrama digratiskan akan mendorong lebih banyak mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa STIKOM Bali melanjutkan kuliah di Taiwan sambil magang.
Menurut Dadang Hermawan, program ini adalah solusi bagi mahasiswa yang secara ekonomi kurang mampu.
"Dia bisa membiayai kuliahnya tanpa tergantung dari orang tua. Kita akan persiapkan mereka dengan baik, misalnya kursus bahasa Mandarin untuk berangkat September 2024 mendatang. Ini juga menjadi solusi memperoleh dua gelar, baik melalui program 1+4 maupun 2+2," terang Dadang Hermawan yang juga caleg nomor 4 partai Demokrat Dapil Bali untuk DPR RI ini. (rls)