Perspectives News

Hilirisasi Komoditas Kakao, Jembrana Segera Miliki Pabrik Cokelat Sendiri

 

Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat uji coba pengolahan cokelat bersama BPPOM dan Puslitkoka Jember, Selasa (5/12/2023). (FOTO: Abhi)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS – Komoditas kakao Kabupaten Jembrana dikenal memiliki nilai eknomi tinggi, dan Jembrana merupakan penghasil biji kakao kelas dunia. Bahkan, sudah mampu diekspor ke beberapa negara Asia lainnya. Kakao Jembrana juga dipercaya sebagai bahan baku pembuatan cokelat dari produk produk cokelat ternama dunia.

Tak mau sebagai penghasil biji kakao saja, pengembangan kakao Jembrana diperluas oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang ingin masuk ke sektor hilir. Teranyar, Jembrana akan segera memiliki pabrik cokelat sendiri melalui factory sharing Jembrana.

Factory sharing pembuatan cokelat ini berada di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.  Rencananya akan diresmikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki, pertengahan bulan Desember 2023.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, factory sharing produksi pengolahan biji menjadi cokelat dibangun atas kerja sama sejumlah kementerian di antaranya Kementerian Pertanian dan Kementerian Koperasi.

"Di Indonesia hanya ada tiga factory sharing, namun hanya yang di Jembrana berjalan dengan baik dan sudah siap dioperasikan," ungkapnya, usai pengecekan pembangunan pabrik dan uji coba pengolahan cokelat bersama BPPOM dan Puslitkoka Jember, Selasa (5/12/2023).

Tidak hanya bergerak pada sektor hilir, keberadaan factory sharing ini disebutnya juga akan menguntungkan petani sektor hulu. Petani kakao Jembrana tidak akan bingung dalam pemasaran karena sudah ada tempat untuk menjual kakao tentunya dengan harga yang menguntungkan petani.

“Tujuan dari pembangunan factory sharing ini, bagian dari hilirisasi dari produksi kakao petani Jembrana. Selama ini, petani sudah banyak menghasilkan kakao berkualitas, terbentuk juga kelompok-kelompok petani kakao Jembrana. Sementara Hasil kakao Jembrana sudah dikenal sebagai produk ekspor," terangnya.

Dengan berdirinya factory sharing ini, kata Bupati Tamba, maka pembeli cokelat Jembrana tidak langsung ke petani, tetapi ke factory sharing. Biji cokelat  petani itu akan  dijual ke koperasi yang ada di factory sharing untuk diolah.

"Seluruh produk biji cokelat koperasi dibawa ke kita (factory sharing), dan selanjutnya dibuatkan cokelat olahan hingga kemasan jadi," ungkapnya.

Kendati belum diresmikan, Bupati Jembrana sudah mempunyai  nama yang akan mencari brand cokelat Jembrana. Namanya, Cokelat Bahagia Jembrana, disingkat Cobana. Segmen pasar Cobana untuk kalangan anak muda. Produk lain diberi nama cokelat Pak Ngak dengan jenis bubuk dari cokelat.

Guna membantu mengenalkan  hasil produksi factory sharing, Bupati Tamba mengaku akan mempromosikan dalam event event yang dirancang pemerintah daerah. Ia juga akan menggandeng UMKM di Jembrana untuk memasarkan produk cokelat.

“Produksi cokelat factory sharing ini akan dipamerkan dalam pameran UMKM Jembrana akhir tahun nanti. Rencana lain untuk mengenalkan produksi cokelat Jembrana dengan menggelar dan mengisi event tertentu di Jembrana,” terangnya.

Bupati berharap masyakarat Jembrana, khususnya kalangan anak muda harus bangga dengan produk cokelat asli Jembrana. Ia mengajak masyarakat Jembrana  bangga terhadap produk produk lokal  Jembrana. 

"Mohon dukungan masyarakat Jembrana cokelat ini produk kebanggaan masyarakat Jembrana yang diproduksi dari hasil petani Jembrana," tutupnya. (abhi)

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama