Perspectives News

Bupati Jembrana Teken Persetujuan Dokumen RTD Bendungan Benel dan Palasari


Bupati Tamba teken RDT bersama Kepala BWS Bali-Penida, Muhammad Noor dalam acara sosialisasi terkait RTD Bendungan Palasari dan Benel yang digelar di Ruang Rapat lantai III Kantor Bupati Jembrana, Selasa (12/12/2023).  (Foto: Humas Jembrana)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana menyetujui Dokumen Rencana Tindak Darurat (RTD) apabila terjadi keadaan darurat di bendungan Benel dan Palasari.

Persetujuan diberikan Bupati Jembrana, I Nengah Tamba dengan melakukan penandatanganan (teken) RDT bersama Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Muhammad Noor dalam acara sosialisasi terkait RTD Bendungan Palasari dan Benel yang digelar di Ruang Rapat lantai III Kantor Bupati Jembrana, Selasa (12/12/2023).

Seperti diketahui, Bendungan Palasari yang berlokasi di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya pada aliran sungai Sang Hyang Gede telah beroperasi sejak 1989. Dengan luasan mencapai 100 Hektar dan volume mencapai 8.000.000 m3, bendungan tersebut tidak hanya berkontribusi dalam sistem irigasi, juga berpotensi sebagai suatu objek wisata karena daya tarik alamnya.

Sementara, Bendungan Benel yang berlokasi di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya pada aliran Sungai Aya beroperasi sejak 2010, memiliki luas 40 Hektar dan volume mencapai 2.000.000 m3. Sama dengan Bendungan Palasari, Bendungan Benel juga berkontribusi dalam sistem irigasi dan juga sebagai spot objek wisata di Kabupaten Jembrana.

“Saya sangat mengapresiasi terbitnya dokumen RTD ini yang akan sangat bermanfaat ke depannya, sebagai langkah antisipatif dari pihak-pihak terkait apabila terjadi kerusakan pada bendungan," kata Bupati Tamba yang didampingi Sekda I Made Budiasa serta Kadis PUPR, I Wayan Sudiarta.

Pertemuan ini menurutnya, diselenggarakan sebagai upaya untuk mempersiapkan kesiagaan tanggap darurat bagi pengelola bendungan dan pihak-pihak terkait agar selalu siap menghadapi kondisi terburuk dari bendungan yang dikelolanya.

“Hal ini penting dilakukan karena menyangkut keselamatan warga di sekitar bendungan,” sambungnya.

Lebih lanjut, pihaknya atas nama Pemerintah Kabupaten Jembrana juga mengucapkan terima kasih serta apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pengelola Bendungan Palasari dan Benel yang tak lain adalah kepala BWS Bali-Penida yang selalu berkomitmen memberikan yang terbaik dalam bidang pengelolaan sumber daya air.

“Selanjutnya, kami siap untuk selalu berkoordinasi dan selalu siaga untuk memantau kondisi Bendungan Palasari dan Benel terutama saat adanya bencana,” imbuhnya.

Seperti yang dijelaskan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Muhammad Noor, bendungan selain memiliki banyak manfaat namun sebenarnya juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar pula. Karena jika bendungan mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya untuk menampung air, maka seluruh air yang ada di waduk akan menerobos keluar dan menyebabkan banjir bandang di hilir bendungan.

“Oleh sebab itu, maksud RTD adalah untuk mengetahui sejauh mana potensi bahaya dan akibat yang dapat ditimbulkan apabila terjadi keruntuhan bendungan, dengan tujuan penyusunannya yakni; mengenali problem-problem yang mengancam keamanan bendungan, mempercepat respon yang efektif untuk mencegah terjadinya reruntuhan bendungan, serta mempersiapkan upaya-upaya untuk memperkecil risiko jatuhnya korban jiwa dan mengurangi kerusakan properti bila terjadi keruntuhan bendungan," jelasnya.

Ia menegaskan, pada intinya dari bendungan itu sendiri baik dari segi desain dan pelaksanaannya sudah melalui prosedur yang sudah ditetapkan. Pada intinya kalaupun terjadi hal darurat semacam keruntuhan dan sebagaimanya, tidak semerta langsung runtuh. 

"Intinya masyarakat siap jika terjadi hal-hal seperti itu nantinya," tegasnya.

Muhammad Noor menambahkan, terkait jalur evaluasi dan rambu-rambu jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan sudah ditetapkan dalam dokumen RTD nya. Bagaimana nantinya diarahkan jika terjadi sesuatu termasuk penanganannya itu sendiri.

 

Ke depannya, BWS akan melakukan sosialisasi secara bertahap kepada masyarakat di area Bendungan Palasari dan Benel.

Hal itu dimaksudkan sebagai informasi awal bagaimana nantinya mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

"Sosialisasi ini akan dilakukan secara bertahap dulu. Mungkin dari pihak aparat desa dulu kemudian baru akan disosialisakan kepada masyarakat langsung," pungkasnya.  (ari/hms)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama