Perspectives News

Wapres Dukung Satgas Mafia Bola: Sudah Delapan Orang Ditetapkan Tersangka

 

Wakil Presiden Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin berpose bersama dengan Satgas Mafia Bola saat audiensi di Kediaman Resmi Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2023). (FOTO: Humas PSSI Pusat)

JAKARTA, PERSPECTIVESNEWS -  Satgas Independen dan Satgas Anti Mafia Bola Kepolisian sampai saat ini sudah menetapkan delapan orang sebagai tersangka. Demikian disampaikan Kasatgas Irjen Pol Asep Edi Suheri saat beraudiensi dengan Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin di Kediaman Resmi Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, kemarin.

Satgas Independen diwakili Najwa Shihab, Ardan Pradana dan Akmal Marhali. Sedangkan Satgas Anti Mafia Bola Kepolisian dipimpin langsung Kasatgas yang juga Wakabareskrim Irjen Pol Asep Edi Suheri, Sakasatgas Brigjen Pol Himawan Bayu Aji dan Divisi Siber Polri Kombes Pol Rizki Agung Prakoso.

Irjen Pol Asep Edi Suheri menyampaikan, delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka, masing-masing berinisial K selaku LO wasit dan A selaku kurir pengantar uang. M selaku wasit tengah, E selaku asisten wasit 1, R selaku asisten wasit dua, dan A selaku wasit cadangan.

Dua lagi adalah VW yang merupakan eks pemilik salah satu klub sepak bola, dan DR salah satu pengurus klub Y. DR melakukan penyuapan untuk memenangkan klub Y agar dapat masuk atau maju ke Liga 1. Sementara VW berperan aktif sebagai pelobi wasit.

"Dari delapan tersangka ini kasusnya akan  kita kembangkan dengan terus dilakukan penyidikan dan penyelidikan. Terima kasih kepada Pak Wapres yang sangat peduli terhadap sepak bola Indonesia. Kami akan terus bekerja cepat, tepat, dan akurat untuk melakukan bersih-bersih dari praktik kotor di sepakbola Indonesia," kata Irjen Pol Asep Edi Suheri.

Wapres Prof. Dr. KH Ma'ruf Amin sangat mengapresiasi dibentuknya Satgas Anti Mafia Bola. Wapres yang juga penggemar sepak bola, dan saat menjadi santri dijuluki Striker Tebu Ireng, menjelaskan sudah lama masyarakat menginginkan sepak bola punya prestasi luar biasa.

"Dulu, kita dijuluki sebagai Brasilnya Asia. Di era Ramang, Andjas Asmara, Junaidi Abdillah, Iswadi Idris, Abdul Kadir dan Risdianto. Kita bisa tahan Korea Selatan, bahkan menang. Sekarang prestasi Korea Selatan sudah mendunia, kita masih berkubang masalah. Karena ada masalah nonteknis yang dibiarkan. Pengaturan skor, suap, dan perjudian," kata Wapres membuka cerita.

Wapres senang dengan hadirnya Satgas Anti Mafia Bola untuk membersihkan sepak bola Indonesia dari praktik kotor. "Jadi, harus ditindak tegas sampai akar-akarnya. Jangan ada toleransi. Baik itu pemain, pengurus, wasit, bahkan bandar-bandarnya harus dibersihkan. Jangan sampai mafia tidak habis-habis karena akan menghambat kemajuan dan prestasi sepakbola kita," kata Wapres. (djo)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama