Presiden Jokowi saat menyaksikan MoU PLN dengan 9 perusahaan di ICBF China 2023,, Sel;asa (17/10/2023). (Foto: PLN)
BEIJING,
PERSPECTIVESNEWS- Presiden RI Joko Widodo menyaksikan kesepakatan kerjasama
(MoU) PT PLN (Persero) dengan dua perusahaan besar energi bersih asal China
dalam kerja sama pengembangan EBT di Indonesia pada Indonesia-China Business
Forum (ICBF) di Beijing, China.
Hal ini dilaksanakan di sela kunjungan kerja Presiden saat bertemu
Presiden China, Xi Jinping, 15 - 18 Oktober 2023.
Selain dua MoU yang disaksikan Presiden Jokowi, PLN juga
meneken tujuh MoU lainnya antara lain dengan The Export-Import Bank of China,
Sinosure, Bank of China, Industrial and Commercial Bank of China, State
Development & Investment Corp. Ltd, Huawei Tech Investment, dan China
Energy International Group dengan total nilai valuasi kerja sama (termasuk
pendanaan) sebesar lebih dari 54 miliar USD.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan kunjungannya
ke Beijing untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan China.
Tiga isu prioritas yang diusung dalam pertemuan ini terkait ekspor, investasi
dan ketahanan pangan.
"Sejumlah isu prioritas yang akan kita bahas dengan
China antara lain peningkatan ekspor Indonesia, peningkatan investasi, dan
pembangunan ketahanan pangan," ungkap Presiden.
PLN mengambil peran penting dalam peningkatan investasi
antara China dan Indonesia dalam sektor energi untuk mendukung komitmen
pemerintah dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia.
PLN menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan State Grid
Corporation of China (SGCC) dan Trina Solar China dalam pengembangan smart grid
sebagai backbone kelistrikan energi bersih di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, yang juga mendampingi
Presiden Jokowi di China-Indonesia Business Forum 2023 di Beijing, mengatakan
PLN merasa terhormat dengan kolaborasi bersama perusahaan-perusahaan energi
kelas dunia yang ada di China. Dengan adanya forum ini, dirinya melihat
partnership antarpihak akan semakin kuat.
Darmawan mengatakan, kerja sama dengan SGCC merupakan wujud
kolaborasi bersama untuk dapat bergerak maju dalam transisi energi.
“PLN berharap melalui kerja sama ini, SGCC dan PLN dapat
saling memperkuat satu sama lain. Bersama-sama, kita akan membangun jalur
transmisi supergrid ramah lingkungan, smart grid, dan memperluas kemitraan ke
depan,” ujar Darmawan.
Nantinya, kerja sama antara PLN dan SGCC juga mencakup studi
bersama dalam pemanfaatan energi terbarukan, penyimpanan tenaga listrik,
integrasi jaringan listrik hingga manajemen jaringan cerdas untuk meningkatkan
sistem tenaga listrik yang andal, berkualitas dan ekonomis.
Tidak hanya dengan SGCC, kerja sama PLN juga dilakukan
dengan investor asal China lainnya, yaitu Trina Solar. PLN melalui PLN
Indonesia Power Renewables melakukan joint venture dengan Trina Solar, Sinar
Mas, dan Agra Surya Energi untuk pembangunan pabrik sel dan panel surya terbesar
se-Indonesia di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.
"Trina Solar ini perusahaan terkemuka dengan teknologi
masa depan. Bersama-sama, kami telah meluncurkan joint venture manufaktur Solar
PV. Kami akan memperluas kapasitas dan produksi untuk memasok pasar Solar PV
skala besar di Indonesia," ujarnya.
Darmawan melanjutkan, pembangunan manufaktur Solar PV di
Kendal menunjukkan semangat kolaborasi yang terus diusung PLN. Hal ini
semata-mata untuk memaksimalkan potensi energi surya di Indonesia yang sangat besar,
mencapai 207 Gigawatt (GW).
Kolaborasi seperti ini diharapkan bisa mengakselerasi
skenario transisi energi pemerintah Indonesia yang ambisius, dengan target 75
persen penambahan kapasitas energi berasal dari energi terbarukan dan 25 persen
sisanya dari gas alam pada tahun 2040.
Kesepakatan ini merupakan komitmen PLN guna mendukung
pemerintah yang gencar mengundang investasi ke Tanah Air di bidang energi baru
terbarukan.
"Forum seperti ini menunjukkan perubahan besar. Dari
kita yang sebelumnya terfragmentasi, menjadi satu kesatuan. Ini sekaligus
memberi kita keyakinan, apapun tantangannya, kita akan terus bergerak maju demi
masa depan yang lebih baik," pungkas Darmawan.
Adapun forum China-Indonesia Business Forum yang merupakan
bagian dari The Third Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF)
yang diinisiasi oleh Chamber of Commerce Committee Tiongkok.
BRF bertujuan menjalin kolaborasi dunia internasional yang
meliputi konsultasi ekstensif, kontribusi bersama yang menguntungkan, menjalin
kerja sama terbuka, hijau, bersih, dan berstandar tinggi untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan. (lan)