Sampah plastik botol minuman kemasan saat dipilah untuk dijadikan barang bernilai ekonomi sebagai alat pembayaran sekolah anak-anak pedesaan di Taman Pintar YPJB. (Foto: Dok)
BULELENG, PERSPECTIVESNEWS - Dr. Komang Anik Sugiani, S.Pd., M.Pd. adalah salah satu Penerima Apresiasi Astra 2021 yang mampu 'mengubah' imej bahwa menikmati pendidikan yang layak, identik dengan biaya yang mahal.
Anik ternyata mampu membalikkan fakta bahwa menikmati pendidikan bisa dilakukan dengan pola mengolah sampah. Penerima Apresiasi Astra 2023 ini fokuskan hidupnya pada pengentasan pendidikan bagi anak-anak pedesaan, khususnya di desanya.
Anik, sapaan karibnya, tinggal di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Dosen di Universitas Pendidikan Ganesha, Buleleng, Bali dalam Bidang Teknologi Pembelajaran itu, memfokuskan hidupnya untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak pedesaan yang belum bisa mengenyam pendidikan secara layak.
Doktor yang menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Malang, Jatim itu melalui yayasan yang didirikannya sejak 2016 lalu dengan nama Yayasan Social Project Jyoti (YSPJ) yang berganti nama menjadi Yayasan Project Jyoti Bali (YPJB), berlokasi di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, terpilih menjadi Penerima Apresiasi Astra 2023.
Dedikasinya di dunia pendidikan bagi anak-anak pedesaan dengan menggagas bayar biaya sekolah dengan sampah, sungguh mengundang decak kagum.
“Anak-anak di pedesaan tergolong kurang mampu sehingga mereka tidak mampu mengenyam pendidikan seperti anak-anak lainnya. Dari situ saya terketuk untuk bagaimana membantu mereka untuk bersekolah tanpa harus dibebani biaya alias gratis,” ujar Anik saat mengulas perjalanannya mendirikan sekolah lewat yayasan yang dipimpinnya.
Peranan yayasan untuk mendapatkan solusi biaya sekolah akhirnya berhasil dengan menjadikan sampah sebagai alat pembayaran.
Caranya, setiap anak membawa sampah plastik seperti botol minuman kemasan. Setelah dipilah, diolah dan dikelola menjadi produk inovatif yang bernilai ekonomi seperti batu bata ramah lingkungan (ecobrick), eco enzyme, dan bantal alas duduk.
Sebagai upah dari kegiatan positif ini, para siswa diberikan penghargaan berupa ilmu pengetahuan melalui pembelajaran yang disediakan, termasuk uang saku, perlengkapan sekolah maupun sembako.
“Tujuannya juga untuk membangkitkan aware (tingkat kepedulian) anak-anak terhadap lingkungannya. Dan itu berjalan baik. Jadi kalau kita mau, pasti ada jalan. Membantu sesama tidak harus menunggu kaya atau punya uang dulu, tetapi jika niat itu dilandasi dengan semangat dan keikhlasan maka jalan itu akan terbuka,” ungkapnya.
Doktor Anik adalah sosok pejuang tanpa pamrih. Wanita ‘perkasa’ ini mampu berkiprah di bidangnya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
Kiprahnya membuka mata banyak orang. Apa yang semula dipikirkan tak mungkin terjadi, di tangan wanita berkacamata ini, semuanya bisa diwujudkan dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
“Program YPJB bertujuan untuk memeratakan pendidikan, khususnya pendidikan di desa. Sebab di lokasi proyek pendidikan tersebut rata-rata hanya tamatan SMA dan hanya beberapa yang tamatan sarjana. Bahkan ada pula yang putus sekolah saat mengenyam pendidikan SD dan SMP. Saya ingin berkontribusi sesuai bidang saya. Untuk apa punya gelar tinggi kalau tidak ada kepedulian kepada mereka yang membutuhkan. Apa yang kita punya harus dibagikan kepada yang lainnya. Punya ilmu, ya berbagi dengan ilmu,” tuturnya.
Penerima Apresiasi Astra Tingkat Provinsi 2021 ini berkegiatan di Taman Pintar YPJB setiap hari dari Senin-Minggu. Karena kelas diadakan setiap hari, pihaknya berupaya mengatur jadwal agar kegiatan belajar siswa di sekolah formal tidak terganggu.
“Pada hari Senin – Sabtu, kelas pembelajaran diadakan pukul 16.00 Wita sampai 18.00 Wita. Selanjutnya di hari Minggu kelas dimulai lebih awal, yakni pukul 09.00 Wita sampai 13.00 Wita. Kami juga mengadakan kegiatan lain agar anak-anak khususnya di desa mendapatkan kegiatan positif,” ujarnya.
Yayasan juga mendampingi anak-anak agar mampu melanjutkan pendidikan. Mulai dari membantu mencari orang tua asuh, beasiswa, dan sponsor. Melalui program ini, mindset orang tua perlahan berubah menjadi terus bersemangat demi pendidikan putra-putrinya. Bahkan tahun lalu, semua anak di yayasan melanjutkan ke bangku SMP dan SMA.
Sampai saat ini tercatat sebanyak 74 orang anak yang berstatus sebagai siswa aktif, mulai dari tingkat TK sampai SMA. Mereka terdiri dari 3 desa, yaitu Desa Mengening, Desa Bila dan Desa Tajun. Pada umumnya mereka yang telah lulus sekolah, akan bekerja dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. (djo)