Narasumber pada gelaran edukasi keuangan bagi difabel yang digelar OJK KR 8 Bali Nusra, Jumat (13/10/2023), di Denpasar. (Foto: OJK)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara menggelar edukasi keuangan
bagi difabel bertajuk ‘Inklusi untuk Semua’ dalam rangka memperingati Oktober
sebagai Bulan Inklusi Keuangan (BIK).
Edukasi yang diikuti 130 orang berasal dari anggota komunitas difabel Himpunan
Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu
Indonesia (Gerkatin) dan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertunin) Provinsi
Bali, Jumat (13/10/2023).
Kegiatan ini merupakan berkomitmen OJK untuk terus meningkatkan
literasi dan inklusi keuangan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa
terkecuali termasuk untuk masyarakat difabel.
Berdasarkan
Survey Literasi dan Inklusi Keuangan OJK tahun 2022, masyarakat difabel
memiliki tingkat literasi dan inklusi yang lebih lebih rendah dibandingkan
dengan masyarakat lain pada umumnya dengan gap 7,60% (50.30% : 42,40%) untuk
literasi dan 3,10% (85,30% : 82,20%) untuk inklusi.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional 8
Bali dan Nusa Tenggara, Ananda R. Moy, dalam sambutannya menyampaikan,
pelaksanaan edukasi yang diikuti oleh komunitas difabel merupakan bagian dari komitmen
OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan yang merata di masyarakat sesuai
dengan tema Bulan Inklusi Keuangan tahun 2023 yaitu “Akses Keuangan Merata,
Masyarakat Sejahtera”.
Kegiatan edukasi diawali dengan materi edukasi keuangan dari
OJK mengenai perencanaan dan pengelolaan keuangan, produk dan layanan keuangan,
waspada investasi dan kejahatan keuangan digital, serta perlindungan konsumen
oleh OJK.
Dilanjutkan dengan edukasi tentang produk asuransi dari PT
Asuransi BRI Life Denpasar dengan materi mengenai Asuransi Mikro Proteksi Aman
Sejahtera (PIJAR) yaitu produk asuransi mikro dengan premi yang terjangkau
dengan pertanggungan risiko kecelakaan, kesehatan dan meninggal dunia.
Dari sisi pasar modal PT. Mandiri Sekuritas Bali memberikan
edukasi tentang jenis-jenis produk investasi di pasar modal sebagai instrumen
keuangan untuk melawan inflasi yang dapat dilakukan dengan melalui aplikasi di
handphone.
Sesi terakhir merupakan cerita inspirasi dari investor tuna
netra I Gede Santika.
Berawal dari keinginan untuk dapat pensiun dengan tenang
serta keterbatasan fisik yang dimiliki sangat mempengaruhi produktifitas, I
Gede Santika mulai belajar untuk berinvestasi saham di pasar modal sejak tahun
2018.
Hingga saat ini, Gede telah memiliki saham di beberapa
sektor industri yang berbeda seperti perusahaan perbankan, tambang, dan produk
konsumtif.
Meskipun memiliki keterbatasan, namun tidak menghalangi niat
Gede Santika untuk terus belajar dan menjadi investor di pasar modal serta
mengajak seluruh peserta edukasi untuk mulai berinvestasi sejak dini guna
menyiapkan masa depan yang lebih baik.
Peserta sangat antusias dengan materi-materi yang
disampaikan serta berharap akan dilaksanakan kegiatan workshop untuk membentuk
komunitas investor difabel di Bali sebagai wadah dalam sharing pengetahuan dan pengalaman terkait investasi di pasar modal.
Pada kesempatan tersebut, seluruh peserta memperoleh polis
asuransi jiwa mikro sebagai bentuk dari inklusi keuangan serta mengenalkan
produk asuransi jiwa yang murah kepada masyarakat.
Diharapkan peserta edukasi tidak hanya memiliki pemahaman memproteksi
keuangan dari inflasi melalui investasi, namun juga tidak kalah pentingnya memiliki
proteksi diri melalui produk asuransi.
Berbagai upaya, sinergi dan kolaborasi dilakukan OJK untuk
mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi seluruh lapisan
masyarakat khususnya masyarakat difabel.
Sebelumnya, OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara juga telah
melakukan edukasi dan memfasilitasi pengembangan UMKM komunitas difabel di Desa
Bengkala, Kabupaten Buleleng.
Dengan semangat Bulan Inklusi Keuagan di bulan Oktober, maka
diharapkan No One Left Behind dalam
menikmati akses keuangan di Indonesia. (lan)