Pembalap MotoGP dari beberapa tim, membawa transpalansi
terumbu karang saat aksi penanaman terumbu karang dan bersih pantai di Kuta
Beach Park The Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, NTB, Kamis (12/10/2023).
BALI,
PERSPECTIVESNEWS- Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di
dunia berada di salah satu ekosistem terumbu karang yang paling beragam di
dunia, yaitu Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle).
Kawasan ini mencakup lebih dari enam kilometer persegi
terbentang dari Indonesia hingga Kepulauan Solomon. Lembaga konservasi World Wide
Fund for Nature (WWF), memperkirakan, pada tahun 2100 nanti kawasan tersebut
akan lenyap.
Menyadari ancaman tersebut, Jotje Aquarista Ingratubun,
Dosen Universitas Ottow-Geissler, Jayapura bersama dengan mahasiswanya
terinspirasi menciptakan terumbu karang yang terjangkau dan
berkelanjutan.
Awalnya, para mahasiswa ini khawatir dengan ekosistem
terumbu karang di perairan Papua lantaran luas tutupan sudah makin rendah. Pada
2013, luas tutupan terumbu karang di Papua masih sekitar 670 ribu hektare. Namun,
pada 2022, luasnya menyusut menjadi 262.378 hektare.
Polusi dari limbah rumah tangga yang dibawa oleh arus sungai
mempengaruhi kualitas air sehingga tidak mendukung pertumbuhan terumbu karang.
Kondisi itu diperparah oleh penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah
lingkungan.
Tim Universitas Ottow-Geissler mulai berpikir keras dan
menghasilkan ide teknologi terumbu karang buatan. Kendati teknologi tersebut
sudah pernah ada sebelumnya, tetapi mereka melakukan inovasi dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak akan merusak lingkungan.
Mereka kemudian menamainya sebagai Bioreeftek.
Ini adalah teknologi hijau dan sederhana menggunakan bahan
cangkang kelapa alami sebagai media untuk melekatkan organisme terumbu karang
menjadi koloni atau terumbu individu yang baru. Bioreeftek dikembangkan dengan
memanfaatkan larva planula terumbu karang secara alami atau melalui reproduksi
seksual.
Setelah larva planula terumbu karang melekat pada
Bioreeftek, mereka dapat dipindahkan ke lokasi lain yang memiliki persentase
penutupan terumbu karang relatif rendah untuk rehabilitasi.
Setelah melewati serangkaian penelitian lanjutan, mereka
memberanikan diri untuk ikut Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), sebuah
kompetisi inovasi nasional bergengsi dan akhirnya
lolos.
Usai kompetisi, Jotje Aquarista mengusulkan kepada timnya
untuk langsung menerapkan teknologi ini pada salah satu desa di Kota Jayapura,
ibu kota Provinsi Papua. Kemudian terpilihlah Desa Kayu Batu yang terletak di
salah satu ujung daratan Jayapura.
Lewat dukungan penuh AIS Forum dan Dana Pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), pada 12 Agustus 2022, tim tersebut melatih
warga setempat untuk memahami pentingnya ekosistem terumbu karang dan membangun
Bioreeftek. Sebanyak 23 warga desa bergabung dalam sesi ini, didampingi oleh 25
mahasiswa yang mengajar dan membantu membangun Bioreeftek.
Kepala Desa Kayu Batu, Jayapura, Akilla Makanuay bercerita,
pada 2020 kampung mereka melakukan penanaman terumbu karang. "Sayangnya,
terumbu karang yang kami tanam tidak berkembang dengan baik. Kami berharap
kegiatan ini dapat menghidupkan kembali ekosistem terumbu karang di sekitar
kami, karena kami sudah sepakat untuk tidak merusak terumbu karang lagi,"
ujarnya.
Akhirnya, mahasiswa bersama masyarakat mulai menyelam dan
menanam Bioreeftek pada lahan seluas 100 meter persegi di kawasan pesisir Desa
Kayu Batu. Kini, kawasan tersebut sudah tertutupi terumbu karang yang bertindak
sebagai rumah baru bagi larva-larva yang baru.
"Bioreeftek telah melahirkan terumbu karang baru dengan
cara yang mudah. Setelah tumbuh besar, dapat dipindahkan ke daerah-daerah di
mana terumbu karang masih langka," jelas Dekan Fakultas Pertanian,
Kehutanan, dan Kemaritiman Universitas Ottow-Geissler, Simon H. Nenepath.
Memulihkan terumbu karang di sekitar pantai menjadi proyek
penting bagi desa, kota, dan negara-negara untuk menciptakan laut yang lebih
bersih dan ekosistem yang beragam. Terutama di negara-negara yang memiliki
kawasan zona pesisir yang dominan. Di masa depan, Bioreeftek yang telah ditanam
akan dipantau, dan koloni tersebut akan diperluas ke perairan yang belum
tergarap di sekitar Jayapura. (lan)