Puluhan tuna netra saat bertemu Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan untuk menyatakan dukungannya menuju Senayan. (Foto: Dok)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Sedikitnya 65 orang difabel tuna netra yang berasal dari
Denpasar, Badung, Gianyar, Bangli dan Tabanan, bertemu Rektor ITB STIKOM Bali
Dr. Dadang Hermawan menyatakan dukungannya menuju Senayan.
Dukungan tersebut disampaikan dengan hadir dalam pertemuan
dengan Dadang Hermawan, di Aula ITB STIKOM Bali, Renon, Denpasar, Rabu
(6/9/2023).
Koordinator acara Julius Kai Luli Rianghepat mengatakan,
tujuan kedatangan dia dan rekannya ini tidak mengatasnamakan Pertuni (Persatuan
Tuna Netra Indonesia) melainkan secara pribadi untuk menyampaikan unek-unek
mereka yang selama ini kurang mendapat perhatian dari siapapun yakni pekerjaan
yang layak, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, termasuk hak tuna netra untuk
mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi serta akses
beasiswa pendididikan bagi putra putri mereka.
Menurut Julius Kai Luli Rianghepat, komunitas tuna netra masih
diperlakukan kurang adil.
"Belum lama ini kami mau mengadakan ulang tahun Pertuni
saja susah sekali, dipingpong ke sana kemari,. Waktu kami datang ke sebuah kantor
pemerintah, ada yang nyeletuk, orang ini mau ngapain kemari. Jadi kami masih
dianggap semacam benalu," kata Julius tanpa bermaksud mengeluh.
Karena itu Julius dan kawan-kawannya sangat berharap hal ini
menjadi perhatian Dadang Hermawan jika kelak dipercaya menjadi wakil rakyat
Bali di DPR RI nanti.
"Ada dua pekerjaan utama tuna netra, kalau bukan tukang
pijit, ya menjadi musisi. Kami berharap Pak Dadang bisa memperjuangkan
pekerjaaan tetap sebagai terapis atau tukang pijit atau sebagai musisi di hotel-hotel
dan restoran di Bali. Kami tak mau diberi ikan tapi kami ingin diberi
kail," kata yang lain.
Terhadap pernintaan ini, Dadang Hermawan mengatakan karena
background nya adalah dunia pendidikan maka nantinya akan duduk di komisi yang
membidangi masalah pendidikan. "Namun demikain kerja sama antarkomisi juga
penting sehingga saya bisa bantu dorong melalui teman-teman yang membidangi
masalah tenaga kerja atau pariwisata," jawab Dadang Hermawan.
Seorang perempuan yang mengaku putranya sedang menempuh pendidikan
S1 di kampus lain sangat menginginkan agar 4 tahun lagi anaknya bisa
melanjutkan pendidikan S2 Magister Komputer di ITB STIKOM Bali.
"Saya mohon Pak Dadang bisa kasih kemudahan untuk anak
saya, tapi karena masih 4 tahun lagi, jaminan apa yang bisa saya pegang pak, ha
ha ha.... " kata ibu tadi sambil tertawa.
Terhadap pemintaan ibu ini, Dadang Hermawan menjawab,
"Ibu silahkan rekam penegasan saya ini. Jadi atau tidak saya ke Senayan,
hari ini saya pastikan, saya akan berikan beasiswa S2 full biaya kuliah di ITB
STIKOM Bali untuk anakmu. Saya kasih beasiawa S2 uang kuliah gratis tanpa ada
uang saku. Begitu juga bagi bapak ibu yang lain kalau ada anaknya mau kuliah di
STIKOM Bali atau SMK TI Bali Global, saya kasih beasiswa gratis uang kuliah
atau SPP," kata Dadang Hermawan disambut aplaus para tuna netra.
Pada bagian lain, menjawab permintaan para tuna netra untuk
melanjutkan pendidikannya di ITB STIKOM Bali, seperti sudah dilaksanakan di
UNHI Denpasar dan Universitas Pamulang, Tangerang, sesuai informasi dari para
tuna netra, Dadang Hermawan belum bisa menjamin, mengingat kampusnya adalah
bidang IT.
"Saya perlu pelajari dulu bagaimana teknologi brille
bisa diaplikasikan di dunia IT. Yang pasti atas dukungan masyarakat Bali
termasuk teman-teman tuna netra dan jika direstui oleh Tuhan Yang Maha Esa
hingga akhirnya saya bisa ke DPR RI, maka apa yang menjadi unek-unek
teman-teman tuna netra selama ini, Insya Allah saya perhatikan. Sebagai bukti
komitmen saya, hari ini saya gratiskan kartu BPJS Ketenagakerjaan untuk
teman-teman tuna netra," tutup Dadang Hermawan. (rls)