Perspectives News

'Agent of Change’ Penerima Apresiasi Astra 2023 Ini Penggagas Pembelajaran Gratis Anak Pinggiran

 

Dr. Komang Anik Sugiani, S.Pd., M.Pd., berpose bersama para anak didik Yayasan Project Jyoti Bali (YPJB). (FOTO: dok YPJB)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Dr. Komang Anik Sugiani, S.Pd., M.Pd., adalah salah satu Penerima Apresiasi Astra 2023. Founder dan Owner dari Yayasan Project Jyoti Bali (YPJB) ini adalah agent of change (agen perubahan) dengan memberikan pembelajaran gratis untuk anak pinggiran di desa. 

Apa itu YPJB?. YPJB yang berlokasi di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ini adalah yayasan yang memberikan pendidikan gratis berbayar menggunakan sampah. Dan model pendidikan tersebut menjadi program educational project YPJB yang dikelola Dr. Anik dan kawan-kawan.

“Awalnya program ini kita kemas dalam bentuk komunitas yang diberi nama Social Project Jyoti tahun 2016. Pada tahun 2020 kemudian kita ubah dengan nama Yayasan Project Jyoti Bali,” ujar Anik pada konferensi pers secara daring, Selasa (12/9/2023), usai ditetapkan sebagai salah satu Penerima Apresiasi Tingkat Provinsi 2021 di ajang Ruang Inspirasi Astra 2023.

Anik mengakui jika keberadaan YPJB berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak di desa pinggiran di lingkungan yayasan yang tidak bersekolah karena keterbatasan akses pendidikan disamping faktor ekonomi.

“Sebagai pendidik (dosen-red) saya terketuk untuk bagaimana anak-anak tersebut bisa bersekolah tanpa harus membebani mereka biaya sekolah alias gratis. Saya hanya berbekal tekad, motivasi dan latar belakang pendidikan saya sebagai seorang pendidik. Walaupun saya tidak punya dana tapi saya berkeyakinan apa yang saya perjuangkan, bisa terwujud. Prinsip saya, berbuat kebaikan dan berbagi tidak harus menunggu kaya. Tidak harus punya uang karena berbagi bisa berbentuk apa saja, tenaga, pikiran, kemauan kuat dan kemampuan mendidik yang didasari keikhlasan,” tutur Anik.

Apa yang didedikasikan Anik ini berbuah manis. Anak pinggiran di Desa Mengening khususnya, telah memiliki ‘Ibu Angkat’ sekaligus guru yang berkompeten di bidang pembelajaran tanpa dipungut biaya alias gratis.

Di tahun 2019, sebanyak 124 orang menjadi siswa yayasan tersebut. Jumlah tersebut terus berkurang, karena sebagian diantara mereka sudah tamat dan bekerja.

Sampai saat ini tercatat sebanyak 74 orang anak yang berstatus sebagai siswa aktif, mulai dari tingkat TK sampai SMA. Mereka terdiri dari 3 desa, yaitu Desa Mengening, Desa Bila dan Desa Tajun. Pada umumnya mereka yang telah lulus sekolah, akan bekerja dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Program pendidikan tambahan di luar jam sekolah ini mengajak anak-anak untuk lebih aware dengan lingkungannya, yaitu membawa sampah plastik ke yayasan untuk kemudian dipilah, diolah dan dikelola menjadi produk inovatif yang bernilai ekonomi seperti batu bata ramah lingkungan (ecobrick), eco enzyme, dan bantal alas duduk.

Sebagai upah dari kegiatan positif ini, para siswa diberikan penghargaan berupa ilmu pengetahuan melalui pembelajaran yang disediakan, termasuk uang saku, perlengkapan sekolah maupun sembako.

Ketua YPJB Dr. Komang Anik Sugiani, S.Pd,. M.Pd., menerangkan, program tersebut bertujuan untuk memeratakan pendidikan, khususnya pendidikan di desa. Sebab di lokasi proyek pendidikan tersebut rata-rata hanya tamatan SMA dan hanya beberapa yang tamatan Sarjana. Bahkan ada pula yang putus sekolah saat mengenyam pendidikan SD dan SMP.

Ditambahkan Anik, setiap hari Senin-Minggu para anak didik berkegiatan di Taman Pintar YPJB. Pada saat pelajaran gratis berbayar, para siswa diminta untuk membawa sampah plastik sebagai alat pembayaran. Sampah ini akan dikelola oleh bank sampah yang tersedia, untuk diolah menjadi barang bernilai ekonomis.

 “Saya dan teman-teman tutor berinisiatif untuk membuat yayasan dengan pembelajaran gratis berbayar menggunakan sampah. Sampah yang dikumpulkan kemudian dipilah, diolah dan dikelola, bahkan ditabung di bank sampah dan itu menjadi alat pembayaran sekolah selain bertujuan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan, serta lebih peduli dengan lingkungannya.” terang Anik.

Karena kelas diadakan setiap hari, pihaknya berupaya mengatur jadwal agar kegiatan belajar siswa di sekolah formal tidak terganggu.

“Pada hari Senin – Sabtu, kelas pembelajaran diadakan pukul 16.00 Wita sampai 18.00 Wita. Selanjutnya di hari Minggu kelas dimulai lebih awal, yakni pukul 09.00 Wita sampai 13.00 Wita. Kami juga mengadakan kegiatan lain agar anak-anak khususnya di desa mendapatkan kegiatan positif,” ujarnya.

Yayasan juga mendampingi anak-anak agar mampu melanjutkan pendidikan. Mulai dari membantu mencari orang tua asuh, beasiswa, dan sponsor. Melalui program ini, mindset orang tua perlahan berubah menjadi terus bersemangat demi pendidikan putra-putrinya. Bahkan tahun lalu, semua anak di yayasan melanjutkan ke bangku SMP dan SMA.

Siapakah Dr. Komang Anik Sugiani, S.Pd., M.Pd?. Wanita berkacamata ini lahir di Tajun, Kubutambahan, Buleleng, Bali pada 3 Maret 1990, berprofesi sebagai Dosen Tetap Non PNS di Politeknik Ganesha Guru, Buleleng.

Pendidikan yang ditempuh S1 pada tahun 2008-2012 di Universitas Pendidikan Ganesha dalam bidang Teknologi Pendidikan, S2 pada tahun 2012-2014 di universitas yang sama bidang Teknologi Pembelajaran dan S3 di Universitas Negeri Malang pada tahun 2016-2019 dalam bidang Teknologi Pembelajaran.

Dari ilmu yang dimilikinya itu, Dr. Anik mentransfer ilmunya untuk kebaikan kepada sesama dengan menjadi tutor untuk anak-anak di pinggiran. Niat mulianya akhirnya diganjar apresiasi pada ajang Ruang Inspirasi Astra 2023.  (djo)

Post a Comment

Previous Post Next Post