Ketua Dekranasda Bali Ny Putri Suastini Koster saat menghadiri puncak HUT ke-43 Dekranas 2023 di Hotel Santika Premiere dan Lapangan Banteng, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/5/2023) (FOTO: Humas Pemprov Bali)
MEDAN, PERSPECTIVESNEWS - Ny. Putri Suastini Koster berkesempatan menampilkan produk kerajinan khas Bali pada puncak HUT ke-43 Dekranas tahun 2023 di Hotel Santika Premiere dan Lapangan Banteng, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/5/2023).
Pada kegiatan yang dihadiri dan dibuka Ibu Negara Ny. Iriana Joko Widodo tersebut, Ny. Putri Koster yang juga Ketua Dekranasda Provinsi Bali mengatakan, produk kerajinan Bali terutama tenun sedang mendapatkan angin segar lewat Surat Edaran (SE) Nomor 04 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali yang dikeluarkan Gubernur Bali Wayan Koster.
“SE ini mewajibkan ASN dan masyarakat di Bali menggunakan kain tenun Endek Bali setiap Selasa. Juga penggunaan pakaian adat Bali setiap hari Kamis. Endek yang merupakan kain tenun ikat tradisional, kita kembangkan menjadi lebih kekinian,” ungkap Ny. Putri Koster sembari menjelaskan desain pakaian berbahan endek kepada para pengunjung dalam pameran tersebut.
Seniman multitalenta ini juga menjelaskan, kain tenun gringsing merupakan satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun.
“Cuma hanya tiga tenun double ikat di dunia dan salah satunya gringsing Bali. Gringsing Bali sudah punya indikasi geografis dengan sekitar 27 motif,” katanya.
Sedangkan untuk karya terbaru, Ny Putri Koster juga menunjukkan kain pantai beragam motif yang dilukis dengan tangan oleh para seniman lokal Bali.
“Handmade banget, tapi dengan harga yang tidak seperti yang kita bayangkan. Seniman kita di Bali tidak mematok harga tinggi karena mereka membuat dengan rasa bahagia,” tuturnya, setengah berpromosi.
Ny. Putri Koster yang dikenal sangat aktif mengupayakan pelestarian dan pengembangan kain tradisional Bali ini pun mengaku sangat bangga bisa berkumpul dengan seluruh Dekranasda se-Indonesia yang disebutkannya punya ciri khas, keunikan dan keindahan masing-masing dalam produk kerajinannya.
“Hal ini menunjukkan betapa kekayaan dan kecerdasan nenek moyang kita mewariskan teknik pembuatan tenun ikat, beraneka motif yang tidak ada duanya di dunia,” ungkap wanita yang akrab disapa Bunda Putri ini.
Sementara itu di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, I Wayan Jarta menerangkan dalam pameran yang berlangsung selama enam hari tersebut menghadirkan produk UMKM yang dianggap sudah mewakili para pengrajin lokal Bali. Di antaranya tenun, kerajinan perak, kerajinan kulit, dan lainnya. Semuanya dikurasi dengan baik.
Jarta juga menyebut kain pantai lukis yang belakangan jadi inovasi para perajin ternyata cukup diminati oleh para pengunjung pameran.
“Tentu kita berharap pameran ini bisa memaksimalkan potensi kerajinan di Provinsi Bali. Kita tentu ingin tampil lebih baik diantara 100 stand UMKM dari seluruh Indonesia ini,” pungkasnya.
Ketua Umum Dekranas Hj. Wury Ma’ruf Amin menyebutkan, adapun makna yang tersirat pada tema yang diusung tersebut terkandung semangat bagi para perajin di Indonesia.
Menurut istri Wapres RI ini, di usia ke-43 tahun, Dekranas hadir bersama Dekranasda sebagai wadah yang terus memberikan dukungan dengan menciptakan ekosistem wirausaha yang kreatif untuk perajin Indonesia yang berjaya.
“Usia 43 tahun merupakan perjalanan panjang yang telah dilalui Dekranas dalam mengangkat potensi kerajinan nasional. Telah banyak upaya Dekranas untuk mewujudkan visinya sebagai lembaga yang handal dalam mendukung kemandirian ekonomi Indonesia sejak berdirinya dahulu pada 3 Maret 1980,” jelas Ny. Wury Ma’ruf Amin. (lan)