Perspectives News

PP PBSI Sebut Dua GOR di Denpasar Tak Layak untuk Event Nasional

 

Mimi Irawan (FOTO: djo)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Dua gedung olahraga (GOR) di Denpasar, yakni GOR Lila Bhuana dan GOR Ngurah Rai, yang saat ini pengelolaannya di bawah Dinas Dikpora Provinsi Bali tidak layak digunakan sebagai venue menggelar kejuaraan bulutangkis bertaraf nasional, apalagi internasional.

“Sebenarnya kedua GOR tersebut letaknya sangat strategis, parkirnya luas. Hanya saja untuk menggelar kejuaraan seperti Sirnas diperlukan minimal tujuh line (lapangan,red), sementara di GOR Lila Bhuana hanya bisa tiga line, dan GOR Ngurah Rai juga tiga line,” ucap Bidang Turnamen Nasional dan Perwasitan PP PBSI Mimi Irawan.

Ditemui di sela-sela gelaran Sirnas Bulutangkis B, Rabu (10/5/2023) di GOR Liga Bali, Denpasar, Mimi Irawan Mengaku sudah pernah survei ke Lila Bhuana maupun Ngurah Rai. “Jika memang dua GOR itu hendak dijadikan venue Sirnas, maka mesti direnovasi terlebih dahulu,” imbuhnya.

Sirnas B yang berlangsung dari tanggal 8 Mei hingga 13 Mei 2023, menggunakan dua GOR yang jaraknya berjauhan. Satu di GOR Liga Bali, Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur, dan satu lagi di GOR Bulutangkis Udayana di Jalan Mertasari, Sidakarya, Denpasar Selatan.

Kata Mimi, GOR Liga Bali sejatinya bukanlah GOR bulutangkis, melainkan GOR Basket. Sehingga oleh panitia Sirnas B, penataan line bulutangkisnya tidak bisa dilakukan sejajar.  Sedangkan kalau menggunakan GOR Lila Bhuana dan Ngurah Rai, jika hujan bocor.

“Ini sangat berbahaya kalau sampai ada pertandingan lalu pemain terpeleset. Pastinya akan membuat cedera. Kalau di GOR Lila Bhuana itu kalau tidak salah atasnya tidak tahu habis dipakai apa dibor tapi tidak ditutup lagi sehingga ada celah saat hujan. Di GOR Ngurah Rai juga bocor,” katanya.

Kendati begitu, Mimi mengakui untuk tempat parkir kendaraan sangat bagus karena luas. Apalagi jarak dua GOR itu sangat berdekatan. “Fasilitas sarana prasarana juga telah menunjang seperti tempat ganti pakaian atau toilet, hanya tinggal dibersihkan dan dicat saja,” tambah Mimi Irawan.

Berangkat dari semua itu, untuk menghelat Sirnas level A dirinya belum berani merekomendasikan di Bali tahun depan, karena GOR yang ada masih kurang luas di luar GOR Lila Bhuana dan GOR Ngurah Rai Denpasar.

“Kalau Sirnas B sekarang ini pesertanya cukup banyak karena yang bertanding pebulutangkis muda sehingga masih bisalah digunakan. Apalagi mereka banyak datang ke Bali karena disamping lokasinya dekat dari Pulau Jawa, juga para pebulutangkis datang sekaligus berlibur di Bali,” pungkas Mimi Irawan. (djo)

Post a Comment

Previous Post Next Post