Dirut PLN Darmawan Prasodjo sedang melakukan kontrol pelayanan PLN, di Jakarta, Kamis (4/5/2023) (Foto: PLN)
JAKARTA,
PERSPECTIVESNEWS- Di tengah pemulihan pascapandemi Covid-19, PT PLN
(Persero) tetap mampu membukukan laba bersih Rp14,4 triliun pada tahun 2022.
Raihan ini hasil dari transformasi tata kelola keuangan yang prudent,
akuntabel, efektif dan efisien serta pelayanan pelanggan yang semakin mudah dan
cepat.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengakui, melalui
berbagai program inovatif seperti cash
war room, spend control tower, centralized payment, dan centralized planning, PLN mampu menciptakan visibilitas yang
tinggi sekaligus menjaga efisiensi di titik paling optimal sehingga mampu
memastikan finansial perusahaan menjadi lebih sehat dan sustain.
“Melalui strategi proactive
debt management, kami mempercepat pembayaran pokok utang bahkan sebelum
jatuh tempo,” ujar Darmawan di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Inisiatif tersebut mampu mengurangi beban bunga dan keuangan
sebesar Rp10 triliun dalam dua tahun terakhir. Dari yang awalnya sebesar Rp27
triliun di 2020, menjadi Rp20 triliun di 2021 dan kembali turun menjadi Rp17
triliun di 2022.
Dengan performa ini PLN mendapatkan penghargaan debitur
terbaik dari Kementerian Keuangan RI selama 3 tahun berturut-turut sejak 2020,
2021 dan 2022.
“Kami menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah
melalui Kementerian Keuangan yang telah melakukan perubahan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No 159/2022 tentang tata cara penyediaan, pencairan, dan
pertanggungjawaban dana kompensasi. Hal ini membuat pembayaran dana kompensasi
bagi perusahaan menjadi lebih cepat dan berdampak pada perbaikan arus kas
operasi perusahaan,” ucap Darmawan.
Tak hanya melakukan transformasi tata kelola keuangan, PLN
terus bertransformasi secara paripurna. Di tengah harga komoditas energi primer
yang melonjak signifikan, PLN berhasil membangun tata kelola energi primer
dengan menciptakan sistem monitoring digital yang terintegrasi dengan
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.
PLN mengubah sistem pengawasan energi primer dari sebelumnya
berfokus pada titik bongkar menjadi berfokus pada titik muat. Sehingga kini,
rantai pasok energi primer jauh lebih kokoh dari tahun-tahun sebelumnya, dengan
ketersediaan di atas 20 Hari Operasi (HoP).
Selain meningkatkan keandalan pasokan listrik bagi
pelanggan, PLN juga membangun sistem pelayanan pelanggan yang mudah, cepat dan
terintegrasi melalui Super Apps PLN Mobile. Aplikasi ini memiliki berbagai fitur mulai dari
layanan pasang baru, tambah daya, dan pengaduan pelanggan terintegrasi dalam
satu platform.
Dulu, proses bisnis di layanan pelanggan PLN sangat
kompleks, berbelit, terfragmentasi dan semua dilakukan secara manual. Sistem
lama ini membuat layanan menjadi lambat, tak tercatat dengan baik dan tak
terukur. Pelanggan juga tidak bisa melakukan komunikasi langsung dengan PLN.
Melalui transformasi, PLN meringkas, menyederhanakan dan
mendigitalisasi proses bisnis layanan. Hasilnya, semua proses bisnis mampu
dipantau secara real time. PLN juga menyediakan ruang komunikasi dalam sistem
digital. Seluruh kendala maupun tantangan mampu direspons cepat oleh perusahaan
sehingga menghasilkan layanan yang lebih cepat.
Melalui inovasi digital pelayanan yang sebelumnya banyak
dikeluhkan oleh pelanggan ini, PLN mampu memangkas response time dalam memberikan
layanan penanganan gangguan kepada pelanggan dari rata-rata 56 menit pada 2021
menjadi 24 menit pada 2022.
“PLN Mobile bukan sekedar aplikasi saja, kini menjadi one stop services kebutuhan masyarakat
mulai dari layanan kelistrikan, layanan kendaraan listrik, hingga layanan
internet. Lewat PLN Mobile, masyarakat makin efisien waktu dan mampu
mendapatkan layanan tercepat dari PLN,” ucap Darmawan.
Tak ayal, hanya dalam waktu 2 tahun, PLN Mobile kini telah
di download oleh lebih dari 39 juta pengguna, dengan skor rating mencapai 4,9.
Bahkan, jika melihat di Play Store dan App Store, aplikasi ini menjelma menjadi
salah satu aplikasi pelayanan publik terbaik di Asia, bahkan dunia. Selamat!
(lan)