Kepala KPw BI Provinsi Bali Trisno Nugroho (Foto: Lan) |
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, inflasi gabungan dua
kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) pada April 2023 sebesar 0,04%
(mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (0,07%, mtm) dan lebih rendah
dari inflasi Nasional (0,33%, mtm).
Rendahnya inflasi April 2023 tidak terlepas dari pengaruh
positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia dan sinergi pengendalian
inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Dengan demikian, inflasi Provinsi Bali secara tahunan terus
melandai pada angka 4,45% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan
sebelumnya 5,46% (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, terjadinya inflasi disebabkan oleh
kenaikan harga pada angkutan udara, daging ayam ras, angkutan antar kota, dan
beras.
Kenaikan tarif angkutan udara dan angkutan antar kota
diakibatkan oleh tingginya permintaan selama periode libur Hari Besar Keagamaan
Nasional (HBKN) Idul Fitri.
Harga daging ayam ras naik akibat peningkatan permintaan dan
kenaikan harga Day Old Chicken (DOC) dan harga pakan.
Adapun kenaikan harga beras lebih disebabkan oleh belum
meratanya musim panen padi di Bali. Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi
dapat tertahan dengan menurunnya harga cabai rawit, canang sari, tongkol
diawetkan, dan cabai merah.
Harga cabai rawit dan cabai merah turun didorong peningkatan
produksi sejalan dengan periode musim panen.
Sementara itu, penurunan harga tongkol sejalan dengan
peningkatan hasil tangkapan, dan penurunan harga canang sari didorong oleh
normalisasi permintaan pasca hari raya Nyepi.
Pada Mei 2023, risiko yang perlu diwaspadai karena dapat
menyebabkan kenaikan inflasi yaitu berlanjutnya kenaikan harga beras meski musim
panen semakin meluas, terutama akibat peningkatan permintaan beras, baik di
Bali maupun luar Bali.
Di sisi lain, tren peningkatan produksi cabai merah yang
tengah memasuki musim panen, kemudian penurunan harga BBM non-subsidi dan
avtur, diprakirakan menjadi faktor penahan laju inflasi Mei 2023.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi
Bali, Trisno Nugroho, TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten
melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K (Keterjangkauan harga,
Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif).
“Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain melalui
kegiatan operasi pasar untuk komoditas pangan strategis, pemberian subsidi
ongkos angkut untuk menekan kenaikan harga komoditas pangan, serta monitoring
dan sidak di pasar, distributor dan produsen,” jelas Trisno.
Selain itu, TPID mendorong peningkatan kualitas data
komoditas pangan yang keluar masuk Bali, peningkatan Kerja sama Antar Daerah
(KAD) dalam Provinsi Bali dan dengan wilayah di luar Provinsi Bali, serta
peningkatan komunikasi kepada masyarakat melalui berbagai media mengenai
perkembangan harga dan ketersediaan pasokan pangan di Bali. (lan)