Para juri sedang menilai lomba penjor antar banjar di Desa Dangin Puri Kangin, Rabu (3/5/2023) (Foto: Hum) |
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Usaha mengentalkan tradisi dan melestarikan budaya Bali,
terus diupayakan oleh Desa Dangin Puri Kangin. Salah satunya, melalui lomba
penjor yang diikuti 7 banjar yang masuk wilayah desa setempat, Rabu (3/5/2023).
Selain segi estetika, salah satu kriteria penilaian lomba
yang diadakan di Jaba Pura Swagina Taman Sari, Jalan Angsoka ini adalah
komponen yang dipakai haruslah menggunakan bahan alami yakni janur, slepan
(daun kelapa), ron dan ambu. Panita penyelenggara melarang pemakaian gabus atau
plastik dalam pembuatannya.
Hal tersebut disampaikan Perbekel Desa Dangin Puri Kangin, I
Wayan Sulatra yang tampak hadir bersama Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar,
Raka Purwantara.
"Tujuan kami melaksanakan lomba ini adalah melestarikan
budaya dan tradisi juga nilai nilai agama di dalamnya. Selain itu, lomba ini
juga bertepatan dengan kegiatan Pujawali di Pura Swagina Taman Sari. Dalam hal ini pula, kami ingin mengedukasi
warga perihal penggunaan bahan-bahan alami," katanya.
Wayan Sulatra juga mengungkapkan anstusiasme para krama di 7
banjar yang mengikuti lomba sangatlah tinggi. Ini dapat terlihat dari hasil
karya penjor para peserta yang apik.
Penentuan pemenang sendiri dilakukan melalui penilaian dewan
juri yang berasal dari jajaran Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.
Setelah melalui penjurian yang ketat, Wayan Sulatra
menjelaskan, terdapat 3 pemenang yang berhasil menjuarai lomba ini. Yaitu,
Juara 1 diraih Banjar Mertha Rauh Kaja, yang kemudian diikuti Juara 2 dari
Banjar Kertha Bhuwana sedangkan Juara 3, disabet Banjar Kertha Bhuwana Kaja.
"Kepada para pemenang kita berikan dana pembinaan dan
sertifikat. Kemudian, bagi peserta lainnya, kita berikan sertifikat.
Astungkara, ke depannya akan ada lomba semacam ini lagi, agar para generasi
muda dapat memahami terkait penjor ini," tutupnya. (hum)