Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho (Foto: Lan)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi
Bali triwulan I 2023 masih tumbuh tinggi sebesar 6,04% (yoy), meskipun melandai
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,61% (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2023 ditopang oleh pertumbuhan yang cukup tinggi 3 (tiga) dari 5 (lima) lapangan usaha (LU) utama Bali yaitu LU penyediaan akomodasi dan makan minum (Akmamin), LU Transportasi, dan LU Perdagangan," papar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, di Denpasar, Senin (8/5/2023).
Menurut Trisno, berdasarkan pantauan dari Survei Kegiatan
Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang menunjukkan adanya penurunan aktivitas
sektor terkait pariwisata, khususnya LU Akmamin dibandingkan triwulan IV 2022
sejalan dengan liburan akhir tahun dan berbagai pelaksanaan event KTT G20.
Sementara itu, LU Pertanian dan LU Konstruksi mengalami
kontraksi karena kondisi iklim yang kurang mendukung kegiatan pertanian serta
menurunnya aktivitas konstruksi dibandingkan periode sebelumnya.
Pertumbuhan LU Akmamin cukup tinggi didorong oleh terjaganya
kunjungan wisatawan mancanegara pada triwulan I 2023 seiring dengan terus
bertambahnya jumlah dan frekuensi penerbangan maskapai internasional yang
membuka rute direct flight ke Bali.
Di sisi lain, LU pertanian mengalami kontraksi akibat
pengaruh turunnya produksi tanaman pangan dan tangkapan laut, sedangkan
kontraksi pada LU konstruksi disebabkan oleh telah selesainya sejumlah proyek
pembangunan infrastruktur utama yang didorong untuk rampung sebelum pelaksanaan
Presidential Summit KTT G20 pada November 2022.
Survei Liaison Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa kondisi
investasi pada triwulan I 2023 mengalami penurunan dari 1,58 pada triwulan IV
2022 menjadi 1,10 pada triwulan I 2023 atau turun 0,15 basis point, sehingga
turut mengonfirmasi terjadinya pelemahan pada LU Konstruksi.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh menguat
seiring meningkatnya optimisme atas kondisi ekonomi, perayaan hari besar keagamaan,
peningkatan penyerapan tenaga kerja dan berkurangnya pengangguran.
Sementara itu, kenaikan konsumsi Pemerintah sejalan dengan
peningkatan realisasi belanja pegawai, belanja barang jasa serta belanja
bantuan sosial pemerintah.
Di sisi lain, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
yang mengalami kontraksi sebesar -0,76% (yoy) akibat telah selesainya sejumlah
proyek infrastruktur utama nasional pada triwulan IV 2022.
Hal ini sejalan dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia
sepanjang triwulan I 2023, dimana baik dari sisi Indeks Keyakinan Konsumen
(IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), maupun Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
rata-rata triwulan I 2023 mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2022.
IKK mengalami penurunan dari 137,67 menjadi 124,67 pada
triwulan I 2023, kemudian IKE mengalami penurunan dari 133,89 menjadi 114,21
pada triwulan I 2023, dan IEK mengalami penurunan dari 141,44 menjadi 135,13
pada triwulan I 2023.
Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Bali pada
triwulan II 2023 masih tetap tinggi, meski melandai dibandingkan triwulan I
2023 akibat masih terbatasnya kegiatan investasi dan faktor base effect
pemulihan ekonomi Bali pada triwulan II 2022.
Meskipun demikian, perlambatan ekonomi berpotensi tertahan
seiring dengan lonjakan wisatawan nusantara pada liburan Hari Besar Keagamaan
Nasional (HBKN) Idul Fitri, dan tren peningkatan jumlah wisawatan mancanegara
yang masih berlanjut.
Selain itu, musim panen padi dan hortikultura juga
berpotensi mendorong pertumbuhan pada triwulan II 2023. Bank Indonesia bersama
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, terus berupaya mendorong berbagai
kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi Bali dan program transformasi
ekonomi Bali menuju Bali Era Baru yang tangguh, hijau dan sejahtera. (lan/*)