Perspectives News

Terkait Sanksi Komdis PSSI Bali, Padangtegal FC Bersurat ke Erick Thohir

 

 


Para pengurus Padangtegal FC Ubud foto bersama Bendesa Adat Padangtegal, I Made Parmita (tengah), di Ubud, Minggu (1/12/2024). (Foto: Perspectives)

GIANYAR, PERSPECTIVESNEWS- Terkait sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI Bali, Padangtegal FC Ubud resmi mengajukan permohonan peninjauan kembali (PK) ke PSSI Pusat.

Surat permohonan PK No. 02/PFC/XI/2024 ditujukan langsung kepada Ketua PSSI Pusat Erick Thohir dengan tembusan Kadisdikpora Provinsi Bali, Ketua Umum KONI Bali, Ketua Umum Asprov PSSI Bali, serta Komdis Asprov PSSI Bali. Surat permohonan PK dikirim pada hari Senin (2/12/2024).

Surat permohonan ini terkait sanksi dari Komdis PSSI Bali terhadap pelatih kepala Padangtegal U17, I Made Pasek Alit dan seorang pemainnya I Made Satya Putra.

Sanksi dikeluarkan Komdis PSSI Bali lantaran Pasek Alit dan Satya Putra saat kejadian luar biasa pada semifinal Piala Soeratin U17 antara Padangtegal FC melawan GMB di Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, yang dimenangkan Padangtegal 5-4 melalui adu penalti.

Komdis PSSI Bali melalui surat No. 01/Komdis/PSSI-Bali/XI-2024 tertanggal 21 November 2024 menyatakan, pelatih kepala tim Padangtegal U17 I Made Pasek Alit dijatuhi sanksi berupa larangan melakukan aktivitas sepak bola di seluruh wilayah Indonesia selama 1 tahun dan denda Rp5 juta.

Komdis PSSI Bali juga mengeluarkan surat No. 02/Komdis/PSSI-Bali/XI-2024 tertanggal 21 November 2024, di mana Kapten Tim Padangtegal FC U17 I Made Satya Putra dijatuhi sanksi berat berupa larangan bermain sepak bola di seluruh wilayah Indonesia selama 6 bulan.

Ketua Umum PS Padangtegal, I Kadek Era Sukadana, SH, MH, didampingi Bandesa Adat Padangtegal, I Made Parmita, kepada wartawan, di Ubud, Minggu (1/12/2024), menegaskan, “Pelatih dan pemain kami disanksi, padahal setelah terjadi insiden itu pertandingan dilanjutkan dan kami menang. Pada laga selanjutnya di final, kami juga menang lawan Putra Kapal, 2-1 sehingga berhak mewakili Bali ke putaran nasional Piala Soeratin U17 di Solo,” ujarnya.

Ia berharap Asprov PSSI Bali melalui Komdis bisa menganulir dan mendukung Padangtegal FC U17 yang akan berlaga di Piala Soeratin U17 tingkat nasional di Solo mulai 7 Desember 2024 nanti.

Sebab, lanjutnya, tim yang berlaga nanti wajib didampingi pelatih lisensi B, dan itu dimiliki I Made Pasek Alit.

"Dengan kejadian di semifinal kemarin, mereka langsung diberikan sanksi berat. Jadi mohon sekali lagi agar sanksi yang sudah diberikan bisa ditinjau kembali, ini juga demi nama baik Bali," tuturnya.

Sementara Manajer Tim Padangtegal FC U17, I Made Sumendra merasakan sanksi tersebut makin menguatkan dugaannya Padangtegal FC dianaktirikan.

Dijelaskan I Made Sumendra, setelah kericuhan waktu itu, pertandingan dilanjutkan hingga ada pemenang, dan saat itu sudah kondusif.

“Tapi, mengapa setelah keluar sebagai pemenang, muncul sanksi yang menurut saya sangat berat terutama bagi pelatih kepala kami yang pada saat pertandingan tidak menerima kartu merah. Dari situlah kami bertanya ada apa dengan Asprov Bali?,” terang Made Sumendra.

Sementara terkait pemain Padangtegal yang disanksi, Made Sumendra mengatakan, pemain tersebut masih muda dan bisa berprestasi lebih baik. “Dengan kerja kerasnya selama ini, tidak semestinya putra daerah ini disanksi,” pungkasnya.

Hadir dalam penjelasan pers, Direktur Teknik Padangtegal FC, I Wayan Sugiarta Jaya, Ketua Harian PS Padangtegal, I Wayan Raka dan Bendahara PS Padangtegal, I Wayan Gede Budiyasa.  (lan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama