Perspectives News

Ribuan Warga Desa Adat Serangan Ikuti Ritual Memintar di Kawasan KEK Kura-Kura Bali

 

Tampak ribuan warga sedang berjalan mengikuti ritual keagamaan Memintar, di KEK Kura-Kura Bali, Senin (30/12/2024).  (Foto: Perspectives)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS-  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali kembali menjadi saksi kolaborasi mendalam dengan warga Desa Adat Serangan, Denpasar saat digelarnya ritual keagamaan Memintar, Senin (30/12/2024).

Bukti eratnya kolaborasi itu, terlihat saat sekitar 2000-an warga melintas dengan aman, lancar dan nyaman di akses jalan di kawasan KEK Kura-Kura Bali.

Zakki Hakim selaku Head of Communication PT Bali Turtle Island Development (BTID) merasa senang dan bersyukur dengan lancarnya upacara Memintar di kawasan KEK Kura-Kura Bali yang didukung dengan cuaca yang cerah.

“Kami sangat senang dan bersyukur karena kebutuhan warga Desa Adat Serangan untuk melaksanakan upacara Memintar bisa terlaksana dengan baik dan lancar, apalagi didukung cuaca yang cerah,” ujar Zakki yang menegaskan bahwa kawasan yang dikelola BTID, terbuka bagi upacara keagamaan.

Ia mengakui bahwa sejumlah area belum dapat diakses sebab sedang dalam proses pembangunan dan lalu lintas alat berat, namun pada puncak upacara Meminter seluruh kawasan diamankan khusus untuk menjaga kesakralan upacara.

“Kami memastikan akses lancar, jalan-jalan ini kan proyek, ada jalan tanah yang kami pastikan tanahnya rapi, jadi pemedek (peserta upacara) bisa jalan. Mereka bisa turun ke laut dengan adanya tangga yang kami pastikan aman dan beberapa hal lainnya seperti petugas keamanan yang kami libatkan juga untuk membantu jika dibutuhkan,” sebut Zakki.

Zakki Hakim selaku Head of Communication PT Bali Turtle Island Development (BTID). (Foto: Perspectives)

Dikatakan Zakki, kolaborasi antara Desa Adat Serangan dan KEK Kura-kura Bali sejak awal dibangun sepenuhnya untuk tujuan keagamaan yang ke depan tidak menutup kemungkinan bisa diperluas sebagai potensi wisata atau atraksi bagi pengunjung.

“Selama mereka tidak mengganggu kenyamanan saat ada kegiatan tradisi dan ritual, silahkan saja,” ujar Zakki.

Seperti diketahui, Memintar dalam Agama Hindu adalah upacara ritual meminta restu dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan leluhur agar warga desa terhindar dari pengaruh-pengaruh jahat di lingkungan sekitar desa mereka.  

Memintar sendiri merupakan istilah lain dari Melancaran atau upacara Hindu dimana warga membawa perlengkapan ritual mengelilingi desa setiap Tilem Sasih Kenam atau saat bulan mati.

Upacara ini biasanya dilakukan di tempat suci seperti pura atau candi sebelum melakukan kegiatan tertentu.

Wakil Bendesa Adat Serangan Wayan Astawa mengatakan, dahulu lahan di Pulau Serangan ini hanya hutan sehingga sulit bagi warga adat menjalani upacara berjalan kaki mengelilingi pura-pura yang ada.

“Sekarang sudah sangat baik. Dengan adanya kerjasama dengan pengelola PT BTID, kegiatan keagamaan kami jadi lebih lancar dan nyaman. Kami berterima kasih,” katanya.

Wayan Astawa menjelaskan, tradisi umat Hindu di Desa Adat Serangan ini sudah berlangsung sejak 1965 usai wabah menyerang. Memintar adalah ritual menolak bahaya.

“Penolak bala untuk menghilangkan wabah penyakit dari virus-virus yang ada. Dan kita melaksanakan Memintar ini sejak sebulan lalu dengan rangkaian upacara,” jelas Astawa yang menyebutkan ritual melibatkan warga Desa Adat Serangan dari enam (6) banjar.  (lan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama