Menuju Penglipuran Mendunia, Pimpinan Adat Jadi Pembicara di UN Tourism

 

I Wayan Budiarta (tengah) yang diundang sebagai salah satu pembicara pada konferensi internasional yang diselenggarakan UN Tourism, 10-11 Desember 2024, di Vietnam. (Foto: Dok)

BANGLI, PERSPECTIVESNEWS- Desa Wisata Penglipuran kini tengah bersiap mendunia. Pembuka jalan itu adalah saat diundangnya pimpinan desa adat I Wayan Budiarta sebagai salah satu pembicara dalam konferensi internasional yang diselenggarakan oleh UN Tourism, belum lama ini.

“UN Tourism (United Nations World Tourism Organization) adalah Organisasi Pariwisata Dunia yang merupakan bagian dari PBB. Di konferensi itu, saya menyampaikan berbagai hal terkait dengan pengembangan Rural Tourism yang ada di Desa Penglipuran termasuk keunikan yang banyak kita punya,” tutur Budiarta kepada perspectivesnews.com, usai mengikuti '1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development', 10-11 Desember 2024, di Vietnam.

Bagi kami, lanjut Budiarta, itu sebuah kesempatan yang sangat luar biasa, karena di samping untuk mempromosikan Desa Wisata Penglipuran secara khusus, kesempatan ini juga kami gunakan untuk meluruskan isu negatif bahwa Bali tak lagi layak dikunjungi.

“Kami tegaskan, Bali dengan budaya dan keindahan alamnya, masih sangat layak dikunjungi sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di tahun 2025,” tegas Budiarta.  

Bahkan, lanjut Budiarta, Desa Penglipuran yang dinobatkan UNESCO sebagai desa adat paling bersih di dunia, sudah viral sejak lama. Terbukti turis domestik dan mancanegara yang datang ke Desa Penglipuran terus meningkat. “Ini bukti bahwa Penglipuran masih menjadi desa wisata yang diminati,” sebut Budiarta.

Seperti diketahui, desa wisata yang terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali ini, tak hanya mendapatkan penghargaan sebagai desa terbersih di dunia, melainkan pernah mendapatkan penghargaan lain seperti Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award, dan Top 100 Sustainable Destination (keterangan di situs UKM Indonesia).

Dikutip dari detikcom, secara geografis, Desa Penglipuran terletak di daerah dataran tinggi yakni berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Desa ini membentang kurang lebih 1 km dengan jalan menurun selebar 4 meter.

Desa ini memiliki batas utara yaitu Desa Adat Kayang, batas selatan Desa Adat Cempaga, batas timur Desa Adat Kubu, dan batas barat Desa Adat Cekeng.

Desa Terbersih Menurut UNESCO

Menurut UNESCO, Desa Penglipuran adalah desa adat terbersih nomor 3 di dunia. Salah satu wujud kebersihannya bisa dilihat di sepanjang jalan yang terdapat parit saluran air di kanan kiri selebar 50 cm dengan sanitasi yang sangat lancar.

Desa Penglipuran juga memenuhi konsep atau filosofi Tri Hita Karana. Dikutip dari penelitian Made Agus dan rekan-rekannya yang diterbitkan oleh Indonesian Values and Character Education Journal (IVCEJ), Tri Hita Karana adalah tiga penyebab terciptanya kebahagiaan.

Tiga penyebab tersebut adalah Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Parahyangan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan yang Maha Esa. Pawongan adalah hubungan harmonis sesama umat manusia. Sementara Palemahan adalah hubungan harmonis antara umat manusia dengan lingkungan alamnya.

Sebagai desa adat wisata, Penglipuran kental dengan adat dan keseniannya. Sejumlah seni sakral dalam seni pertunjukannya adalah Tari Baris Jojor, Tari Baris Bedil, Tari Baris Presi, Tari Seni Arja, Joged Bumbung, dan Drama Gong.  (lan)




 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama