Pj. Gubernur Mahendra Jaya mengapresiasi terselenggaranya Temu Wirasa Stakeholders 2024 oleh BI Bali, di Hotel Renaissance, Nusa Dua, Badung, Rabu (13/11/2024). (Foto: Humas Prov. Bali)
MANGUPURA, PERSPECTIVESNEWS- Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Temu Wirasa Stakeholders 2024 bertajuk “Creating Your Next Move in 2025: Enhancing Economic Resilience and Equality in Bali” yang diselenggarakan oleh Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Hotel Renaissance, Nusa Dua, Badung, pada Rabu (13/11/2024).
Acara yang berlangsung secara hybrid ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan dan masyarakat luas terkait tantangan pembangunan antara Bali Utara dan Bali Selatan.
Ketimpangan pembangunan di dua wilayah ini menjadi isu penting yang perlu diatasi melalui pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM demi mewujudkan Bali yang inklusif, tidak hanya dikuasai oleh bisnis besar.
Pj. Gubernur Mahendra Jaya menekankan pentingnya sinergi seluruh pihak untuk merumuskan langkah strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.
Ia juga memaparkan berbagai indikator pembangunan Provinsi Bali yang umumnya lebih baik dibandingkan rata-rata nasional. Misalnya, angka prevalensi stunting di Bali pada 2023 berada di angka 7,2%, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional 21,5%.
Dari segi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Bali mencapai angka 77,1% pada 2023, melampaui rata-rata nasional 74,39%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2024 di Bali juga menurun menjadi 1,79%, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional 4,91%.
Kemiskinan di Bali pada Maret 2024 tercatat 4%, turun dari 4,25% pada Maret 2023. Angka kemiskinan ekstrem juga menurun menjadi 0,19% pada 2023. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Bali untuk tahun 2024 (y-o-y) di triwulan I, II, dan III masing-masing mencapai 5,98%, 5,36%, dan 5,43%, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Bali juga berhasil menjaga inflasi di kisaran 1-3%, dengan daya beli masyarakat yang tetap terjaga.
“Momen ini harus kita manfaatkan untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif sebagai pilar ekonomi yang inklusif, terutama menghadapi dinamika global yang semakin dinamis,” ujar Mahendra Jaya.
Ia menekankan pentingnya memberdayakan potensi budaya, pariwisata, dan kreativitas masyarakat Bali untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya saing lokal.
Mahendra Jaya mengakui, perekonomian Bali masih terkonsentrasi di wilayah Bali Selatan. “Perkembangan di Bali Selatan cukup pesat, namun Bali Utara membutuhkan perhatian lebih agar potensi di bidang agrikultur, perikanan, dan pariwisata alamnya dapat tergarap optimal,” ungkapnya.
Ia menyampaikan perlunya pembangunan infrastruktur strategis seperti peningkatan jaringan jalan ke wilayah Bali Selatan dan dukungan modal bagi UMKM di Bali Utara. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Bali dapat tercapai.
Mahendra Jaya berharap agar Temu Wirasa ini menghasilkan ide, solusi, dan rekomendasi kongkret untuk memaksimalkan potensi Bali Utara, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi Bali.
“Dengan pendekatan ‘ngrombo’, mari kita bersama-sama mencari solusi untuk menghadapi tantangan ini,” imbuhnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui kebijakan moneter yang stabil serta pengaturan sistem pembayaran yang efisien.
Temu Wirasa ini juga menghadirkan narasumber mantan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, serta perancang busana sekaligus pengusaha Anne Avantie, yang berbagi pandangan mengenai langkah-langkah strategis untuk mendorong ketahanan ekonomi dan kesetaraan pembangunan di Bali. (yus/hum)