Deputy Region Head Smartfren Bali
Nusra, Kristyawan Adi Sunaryo. (Foto: Perspectives)
BADUNG, PERSPECTIVESNEWS- Kehadiran Starling (layanan internet berbasis satelit) yang resmi masuk ke Indonesia, bukan ancaman bagi keberadaan provider yang ada di Indonesia, bahkan bisa saling melengkapi.
Deputy Region Head Smartfren Bali Nusra, Kristyawan Adi Sunaryo menanggapi bijak terkait kehadiran Starlink yang seolah ancaman bagi keberadaan provider di Indonesia.
“Bagi kami khususnya, siapapun yang ingin berinvestasi di layanan internet di Indonesia, bukanlah sebuah ancaman meskipun itu akan menjadi kompetitor kami nantinya. Akan ada peran pemerintah yang bakal mengatur regulasi dari perusahaan asing yang masuk ke Indonesia,” tutur Kristyawan saat ditemui usai peluncuran layanan internet ‘Unlimited Suka-Suka’, di Kuta, Badung, Senin (11/11/2024).
Menurut Kristyawan, dari segi layanan internet dari provider yang ada selama ini, sebenarnya sudah cukup untuk melayani masyarakat Indonesia meskipun ada beberapa keterbatasan.
“Starlink sendiri pasti akan ada regulasi, demikian pula dari company juga akan ada komitmen atau kerjasama yang baik dan tidak menjadikan Starlink sebagai kompetitor atau ancaman. Sebaliknya, bisa dijadikan sebagai cara baru untuk mendapatkan layanan yang lebih baik. Sepanjang ada regulasi dari pemerintah dan dari company penyedia layanan internet yang bekerjasama untuk menjangkau area-area terpencil dan tertinggal yang mungkin belum terjangkau sinyal BTS, maka kehadiran Starlink bisa dimanfaatkan sebagai layanan baru,” jelas Kristyawan.
Kristyawan tak menampik jika ada kekhawatiran bakal muncul persaingan tidak sehat diantara penyedia layanan internet jika benar ada isu Starlink bakal memberikan secara gratis atau harga sangat murah terhadap layanan internetnya di Indonesia.
“Kembali lagi kepada bagaimana pemerintah mengatur regulasinya. Perusahaan asing tidak semena-mena masuk ke Indonesia begitu saja dan membuat aturan sendiri. Pasti nanti akan diatur untuk tidak saling merugikan, justru akan ada kesempatan untuk sama-sama bisa berkembang. Kesempatan bagi kita ketika melayani memakai tower tapi tidak terjangkau, kenapa kita tidak memanfatkan layanan yang ditawarkan provider lain?. Kita hanya memakai layanannya tetapi produknya tetap dari Indonesia. Misalnya, Smartfren mengambil sinyalnya dari Starlink yang sudah kerjasama dengan Smartfren sementara produknya dari kita. Jadi orang bisa langsung pakai Smartfren tanpa harus ada tower baru disitu,” tutup Kristyawan.
Jangkau Daerah Terpencil dan Tertinggal
Kehadiran Starlink secara resmi di Indonesia pada 19 Mei di Denpasar, Bali itu menyita perhatian publik cukup tinggi. Ini karena cara kerja Starlink dalam menghadirkan layanan internet bagi penggunanya, yang diharapkan bisa memberikan layanan internet berkecepatan tinggi dan terjangkau di daerah terpencil dan tertinggal. Sekarang juga sudah bisa dinikmati oleh para pengguna layanan internetnya di Indonesia.
Starlink merupakan sistem internet berbasis satelit dengan orbit relatif dekat dengan permukaan bumi atau disebut juga dengan istilah LEO (Low Earth Orbit). Berbeda dengan mayoritas penyedia layanan internet di luar sana yang menggunakan kabel serat optik, Starlink menggunakan ribuan satelit kecil berorbit rendah untuk mengirimkan data dengan kecepatan yang tinggi.
Nantinya, data internet akan dikirimkan oleh Starlink melalui gelombang radio ke ribuan satelit yang ada di orbit, kemudian data internet itu akan diteruskan pada para penggunanya di berbagai belahan bumi. Melalui cara ini pula, para pengguna layanan internet dari Starlink di Indonesia akan saling terhubung.
Tidak hanya kecepatan internet mumpuni yang disuguhkan oleh Starlink, namun sistem internet berbasis satelit ini bisa menjadi andalan dalam menghadirkan layanan internet di daerah-daerah terpencil yang tidak bisa terjangkau oleh kabel serat optik.
Inilah juga salah satu alasan mengapa layanan internet Starlink dihadirkan di Indonesia, yakni untuk menjangkau daerah-daerah pelosok. (lan)