Foto bersama narasumber dengan para peserta pada ‘Sosialisasi Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian bagi UMKM’ yang digelar HIPMI Badung, Jumat (8/11/2024). (Foto: Perspectives)
BADUNG, PERSPECTIVESNEWS- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Badung menggelar seminar sosialisasi standarisasi dan penilaian kesesuaian bagi UMKM dalam rangka peningkatan akreditasi di Badung, Jumat (8/11/2024).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Gde Sumarjaya Linggih - Anggota Komisi VI DPR RI, Sigit Wijatmiko selaku Pranata Humas Ahli Muda BSN (Badan Standarisasi Nasional), Ketua HIPMI Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih, Komang Riska Yulia Utami dari Permodalan Nasional Madani (PNM), Desak Ketut Suwartini dari Bank Mandiri, Leo Agung Puri Bowo Laksono dari Tokopedia (digital marketing), Ketua HIPMI Badung, I Made Agus Hermanta serta dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung, DPMPTSP serta Kadin Kabupaten Badung.
Ketua panitia Dionisius Komang Tri Alvino menjelaskan, antusiasme pelaku UMKM dalam mengikuti kegiatan sosialisasi cukup tinggi, terbukti pendaftaran melebihi angka 400 peserta namun dibatasi hanya 200 peserta karena keterbatasan tempat.
Dion berharap, dengan kehadiran BSN, Bank Mandiri serta digital marketing tokopedia, bisa membantu UMKM sehingga berbagai permasalahan yang selama dihadapi seperti standarisasi produk, permodalan hingga pemasaran, bisa teratasi.
Ketua HIPMI Bali Agung Bagus Pratiksa Linggih juga mendorong agar pelaku UMKM juga melakukan standarisasi terhadap produknya. Standarisasi dari BSN penting agar produk UMKM dapat diterima dan memperluas pasarnya.
Namun Bagus Pratiksa juga mengingatkan agar BSN bekerja profesional dengan menerapkan standarisasi produk yang berkualitas. Sudah saatnya UMKM dibantu oleh BSN karena 99 persen jalannya roda perekonomian nasional digerakkan oleh UMKM.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih.
Keberadaan UMKM makin tumbuh pesat di masyarakat, karena itu kegiatan sosialisasi seperti ini menjadi penting.
"Kita ketahui bahwa UMKM biasanya terkendala di permodalan, pemasaran dan kualitas produk. Masalah permodalan kita datang ke PNM. Bila UMKM yang kesulitan permodalan bisa dibantu tanpa jaminan dengan tanggung renteng. Kita juga ajak BSN agar produknya terstandarisasi. Mereka bisa mendaftarkan produknya sehingga memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB), dan juga memperoleh Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam membeli produk ber-SNI," ujar Gede Sumarjaya Linggih.
Sigit Wijatmiko dari BSN mengaku akan membantu UMKM agar produknya terstandarisasi.
Dari sisi permodalan, bantuan dan dukungan juga disampaikan Komang Riska Yulia Utami dari PNM juga Desak Ketut Suwartini dari Bank Mandiri. Bahkan PNM juga bersedia menyalurkan kredit tanpa agunan buat UMKM.
Di sisi lain, Ketua HIPMI Badung, I Made Agus Hermanta menegaskan, sosialisasi bertujuan untuk memberikan pengalaman sekaligus bertukar pikiran dengan para pelaku UMKM.
"Tentunya pertemuan ini bermanfaat untuk UMKM Badung. HIPMI Badung berperan menjembatani UMKM dengan BSN, PNM, Bank dan digital marketing. Seminar ini dimaksudkan agar pelaku UMKM lebih paham lagi bagaimana mensertifikasikan produknya, menemukan solusi atas permodalan serta mencarikan jalan keluar untuk pemasarannya. Kami hadirkan juga tokopedia, agar UMKM bisa memasarkan produknya secara digital," tegasnya.
Sosialisasi diakhiri dengan pembagian sertifikat serta meninjau bersama sejumlah produk UMKM yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut. (lan)