John K Purna (2 dari kiri) didampingi Trisno Nugroho (2 dari kanan), Umar Al Khatab (kiri) foto dengan berbagai penghargaan yang diterima Desa Jatiluwih, baik tingkat nasional maupun internasional. (Foto: Ali)
TABANAN, PERSPECTIVESNEWS- Selama 12 tahun bersolek, kini Desa Wisata Jatiluwih panen penghargaan bergengsi tingkat dunia. Bangga?, pasti…
Bangga dan bahagia, inilah yang kini dirasakan pengelola dan warga masyarakat Desa Jatiluwih atas prestasi mereka dalam merawat alam dan budayanya.
John Ketut Purna, Kepala Pengelola Desa Wisata Jatiluwih mengatakan, penghargaan prestisius itu diterima pada 14 November 2024 saat Desa Jatiluwih dianugerahi penghargaan sebagai salah satu Desa Terbaik Dunia (Best Tourism Village) oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO) di Cartagena, Kolombia.
“Penghargaan ini sekaligus merupakan pengakuan luar biasa terhadap keberhasilan Jatiluwih dalam menerapkan pariwisata regeneratif yang menjaga harmoni antara manusia, budaya, dan lingkungan. Desa ini menjadi inspirasi global bagi pengembangan desa wisata yang berbasis keberlanjutan,” terang John saat syukuran bersama media, di Denpasar, Senin (25/11/2024).
Didampingi pengamat pariwisata dan ekonomi Bali, Trisno Nugroho, John tak henti-hentinya bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak, khususnya para media yang sudah mendukungnya selama ini.
“Sehari kemudian, pada 15 November 2024, Jatiluwih kembali menerima Sertifikat Desa Wisata Berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas keberhasilan Desa Jatiluwih dalam mempraktikkan keberlanjutan melalui filosofi Tri Hita Karana, yang mengutamakan keseimbangan antara manusia, lingkungan, dan spiritualitas,” kata John lagi.
Seminggu kemudian, penghargaan ketiga diraih pada tanggal 21 November 2024 saat Desa Jatiluwih menerima Apresiasi Khusus Desa Wisata Digital Friendly dalam ajang Kompetisi Inovasi Model Bisnis Desa Wisata Kreatif Unggul (DEWIKU) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
“Penghargaan ini menyoroti kemampuan Jatiluwih dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing pariwisata, menghadirkan pengalaman inovatif, serta memperluas aksesibilitas bagi wisatawan,” tambah Trisno.
Prestasi gemilang yang mengharumkan nama Bali dan Indonesia di kancah nasional maupun internasional, mensejajarkanJatiluwih kini sejajar dengan destinasi wisata terbaik yang kaya akan budaya dan keindahan alamnya. Desa Jatiluwih telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 2012 dan berhasil meraih tiga penghargaan bergengsi di November 2024,” terang pengamat pariwisata dan ekonomi Bali Trisno Nugroho menambahkan.
Keindahan Desa Jatiluwih tidak lepas dari sistem irigasi tradisional subak, yang merupakan warisan budaya masyarakat Bali.
Subak tidak hanya berfungsi sebagai teknik pengairan sawah, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai solidaritas, spiritualitas, dan kebersamaan yang diwariskan selama lebih dari 1.000 tahun.
Sistem ini merupakan bagian dari filosofi Tri Hita Karana, menjaga harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Dengan sawah terasering yang luas membentang, subak menjadi salah satu daya tarik utama yang membuat Desa Jatiluwih begitu unik dan layak dikunjungi.
Komitmen terhadap Pariwisata Berbasis Keberlanjutan
Desa Jatiluwih tidak hanya menawarkan keindahan alam sawah terasering, tetapi juga menjadi pelopor dalam penerapan pariwisata regeneratif. Dengan fokus pada pelestarian lingkungan, budaya lokal, dan pemberdayaan masyarakat, Jatiluwih membuktikan bahwa desa wisata dapat berkembang tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisionalnya.
John Ketut Purna menyampaikan rasa bangga atas pencapaian luar biasa ini. Penghargaan ini adalah hasil kerja keras masyarakat Jatiluwih, dari petani hingga komunitas lokal.
“Kami telah membuktikan bahwa harmoni antara manusia dan alam adalah kunci kesuksesan. Dengan mengintegrasikan teknologi dan menjaga kearifan lokal, kami mampu bersaing di panggung internasional tanpa kehilangan jati diri,” ungkapnya.
Kata John, prestasi dan penghargaan ini didedikasikan untuk generasi muda, agar mereka terus menjaga dan mengembangkan Desa Jatiluwih sebagai warisan yang berharga bagi masa depan. (lan)