Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK yang dilaksanakan pada 25 September 2024, di Jakarta. (Foto: OJK)
JAKARTA, PERSPECTIVESNEWS- Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dilaksanakan pada 25 September 2024 menyoroti stabilitas sektor jasa keuangan yang tetap terjaga, meskipun prospek aktivitas perekonomian global menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Peningkatan pasar keuangan di dalam negeri juga terpengaruh oleh sentimen positif akibat periode pemotongan suku bunga oleh bank sentral.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di mayoritas negara utama mengalami penurunan yang signifikan.
Di Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) telah menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi untuk 2024, yang diiringi dengan peningkatan angka pengangguran dan penurunan inflasi.
Sementara itu, Tiongkok mengalami kehilangan momentum pemulihan ekonomi, dengan aktivitas manufaktur yang melambat dan pengangguran muda yang meningkat.
“Kondisi ini mendorong bank sentral global untuk mengambil langkah penurunan suku bunga yang agresif. The Fed menurunkan Fed Funds Rate sebesar 50 basis poin, langkah yang mirip dengan yang dilakukan pada krisis keuangan global 2008 dan pandemi COVID-19. Di Tiongkok, People’s Bank of China (PBoC) juga mengimplementasikan kebijakan moneter akomodatif, termasuk penurunan suku bunga dan langkah-langkah untuk meningkatkan likuiditas di sektor perbankan,” ungkapnya.
Aman Santosa menjelaskan, di Indonesia, OJK mencatat bahwa kinerja perekonomian domestik masih terjaga stabil. Inflasi terkendali seiring penurunan inflasi pangan, sementara neraca perdagangan mengalami surplus sejak Juli 2024.
“Langkah Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin ke level 6 persen diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan memperkuat kapasitas lembaga jasa keuangan (LJK) dalam memberikan pembiayaan,” sebutnya.
Sementara itu, pasar saham domestik mengalami penguatan, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat rekor tertinggi di level 7.905,39 pada 19 September 2024. Pada bulan September 2024, IHSG naik 0,34 persen menjadi 7.696,92, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12.875 triliun.
“Di sektor pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) mencapai Rp853,53 triliun, mengalami kenaikan 1,44 persen mtd. Sementara itu, kualitas kredit perbankan tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) sedikit menurun menjadi 2,26 persen,” bebernya.
Dalam upaya meningkatkan literasi keuangan syariah, OJK menyelenggarakan Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) yang diikuti oleh 4.373 pelajar dan mahasiswa. Selain itu, OJK juga berpartisipasi dalam Survei Penilaian Integritas (SPI) yang diselenggarakan oleh KPK untuk evaluasi pencegahan korupsi dan penegakan integritas.
Dengan langkah-langkah tersebut, OJK berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan mendorong partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan dalam upaya memperkuat integritas dan kualitas layanan di sektor ini. (lan)