Pj. Gubernur Mahendra Jaya saat menerima audiensi dari Dubes Belanda untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Marc Gerritsen, di Jaya Sabha, Denpasar, Senin (28/10/2024). (Foto: Humas Prov. Bali)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Pj. Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya menerima audiensi Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Marc Gerritsen, di Kediaman Resmi Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Senin (28/10/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Mahendra Jaya menyampaikan berbagai kemungkinan kerja sama kepada Dubes Belanda.
Ia menuturkan, sejarah panjang antara Indonesia dan Belanda telah banyak mempengaruhi kebudayaan di Bali. Ia juga mengapresiasi upaya Belanda dalam menyimpan dan menjaga warisan budaya Bali yang nantinya akan dikembalikan.
“Kami memiliki Museum Bali yang dibangun saat Belanda masih di sini, dan menyimpan ribuan artefak peninggalan Bali. Saat ini kami sedang merenovasi ruang penyimpanan. Untuk itu, silakan Yang Mulia berkunjung ke sana dan mungkin bisa membantu pengembangan ruang penyimpanan kami,” ungkapnya.
Di bidang pariwisata, ia menyebutkan bahwa wisatawan Belanda masih masuk dalam 10 besar negara dengan kunjungan terbanyak ke Bali. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah Belanda, melalui Dubes Belanda di Indonesia, dapat lebih mendorong warganya untuk berlibur ke Bali.
Pj. Gubernur mengakui hingga saat ini sektor pariwisata masih menjadi sektor unggulan bagi perekonomian Bali. Namun, pandemi Covid-19 yang sempat melumpuhkan pariwisata Bali selama lebih dari dua tahun memberikan pelajaran penting bagi Pemprov Bali. Karena itu, pihaknya kini tengah mendorong sektor-sektor lain sebagai sumber perekonomian Bali.
Sektor-sektor tersebut termasuk sektor pertanian dan kerajinan. “Penduduk kami hanya 4,9 juta jiwa, namun setiap tahun Bali menerima sekitar 20 juta orang. Di sini kami melihat pertanian sebagai sektor vital yang harus dikembangkan, terutama dengan meningkatnya tren perekonomian organik yang sangat diminati oleh sebagian besar wisatawan,” jelasnya.
Sektor kerajinan dan UMKM juga menjadi perhatian serius Pemprov Bali. Ia menyebutkan bahwa kerajinan khas Bali memiliki kualitas tinggi dan diminati masyarakat dunia. Bahkan, angka ekspor Bali ke Belanda menduduki peringkat ke-8. Untuk itu, ia berharap agar pengrajin Bali dapat lebih mudah mengekspor produk-produknya ke negara tersebut.
Di sisi lain, Pj. Gubernur Bali juga berharap ada kerja sama di bidang pendidikan.
Ia mengatakan bahwa Bali memiliki sumber daya manusia yang unggul, seperti siswa-siswi SMA/SMK Bali Mandara yang telah mencatat banyak prestasi. “Berdasarkan data tersebut, kami dapat memastikan keunggulan SDM Bali. Saya berharap semakin banyak putra-putri Bali yang memperoleh kesempatan beasiswa ke Belanda,” tandasnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Dubes Belanda Marc Gerritsen menyampaikan apresiasi. Ia mengakui hubungan historis antara Indonesia, khususnya Bali, dengan Belanda yang sangat erat dan memberikan dampak positif bagi hubungan kedua belah pihak saat ini.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi langkah-langkah Pemprov Bali dalam mengembangkan sektor pertanian, kebudayaan, dan kerajinan untuk meningkatkan perekonomian Bali. Mengenai berbagai penawaran kerja sama yang diutarakan oleh Pj. Gubernur Bali, ia menyatakan akan membicarakannya dengan tim ekonomi di Jakarta agar langkah-langkah konkret dapat diambil.
Ia juga sempat menanyakan upaya Pemprov Bali dalam penggunaan energi baru dan terbarukan. Menanggapi hal ini, Pj. Gubernur Bali mengungkapkan bahwa Bali sangat ambisius dalam mengalihkan energi dari bahan bakar fosil ke energi alternatif, seperti tenaga surya. Ia optimistis hal tersebut dapat dicapai lebih cepat dari target nasional.
“Jika target nasional adalah
tahun 2060, kami di Bali berambisi untuk mencapainya pada tahun 2045. Hal ini
dibuktikan dengan berbagai kemudahan bagi masyarakat yang ingin menggunakan
kendaraan listrik, salah satunya adalah bebas pajak (kendaraan listrik, red)
bagi mereka,” tandasnya. (zil/hum)