Perspectives News

Jaya Negara Tancap Keris Pusaka Puncak Peringatan ke-118 Perang Puputan Badung

Jaya Negara saat menancapkan Keris Pusaka Puputan Badung saat mengikuti puncak peringatan ke-118 Puputan Badung, di Kawasan Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar, Jumat (20/9/2024).  (Foto: Humas Denpasar)

DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Penancapan Keris Pusaka oleh Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Penglingsir Puri se-Kota Denpasar menjadi pemuncak peringatan ke-118 Puputan Badung di Kota Denpasar.

Dikemas dalam perpaduan Apel dengan Karya Mahabandana Puputan Badung, peringatan tahun ini berlangsung khidmat serta meriah di Kawasan Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar, Jumat (20/9/2024).

Rangkaian peringatan diawali dengan pembacaan sejarah singkat Puputan Badung yang terjadi pada tahun 1906.

Peperangan tersebut terjadi atas perlawanan sengit Rakyat Badung kepada Kolonialisme Belanda. Hal tersebut dipicu atas Hak Tawan Karang yang bertentangan dengan Belanda kala itu. Rangkaian peristiwa heroik ini dikemas dalam sebuah garapan kolosal multidisipliner sebagai upaya penghormatan dan eksistensi sejarah Perang Puputan Badung yang menghadirkan 1.500 lebih seniman dari berbagai genre seni.

Dalam kesempatan tersebut turut diserahkan Bantuan BKK dengan nilai Rp.59.980.302.341 dari Pemerintah Kabupaten Badung kepada Pemerintah Kota Denpasar dan Bantuan Hibah kepada 52 Kelompok Masyarakat Kota Denpasar.

Jaya Negara mengatakan, Perang Puputan Badung didasari oleh peristiwa heroik Rakyat Bali, terutama dari Kerajaan Badung yang bertempur sampai titik darah penghabisan atau puputan melawan penjajah Belanda. Dimana, tanggal 20 September 1906 merupakan peristiwa yang memperlihatkan kepada dunia bahwa segenap Rakyat Bali yang dipimpin oleh Raja Badung yakni I Gusti Ngurah Made Agung yang memiliki dedikasi dan idealisme tinggi, berjuang dengan segenap jiwa raga dalam menjaga setiap jengkal tanah kelahiran.

"Ini merupakan semangat sebagai bangsa besar yang tidak pernah melupakan sejarah perjuangan para pendahulunya, marilah kita maknai nilai- nilai kepahlawanan para pejuang kita yang patut diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat dijadikan inspirasi oleh generasi muda untuk mengisi pembangunan ini," ujarnya.  (ags/hum)

Post a Comment

Previous Post Next Post