Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Erwin Soeriadimadja (Foto: an)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS – Ekonomi Bali tumbuh positif mencapai 5,36 persen year on year (yoy) pada triwulan kedua (April-Juni) 2024. Namun dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 5,98 persen yoy, pertumbuhan tersebut pertumbuhan tersebut melambat.
Meski melambat, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan kedua tahun 2024 terpantau lebih tinggi dari ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,05 persen yoy dan menempati peringkat tujuh dari 34 provinsi di Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menerangkan, tetap terjaganya perekonomian Bali pada triwulan kedua 2024 terutama didorong oleh kinerja Lapangan Usaha (LU) Pertanian yang menguat dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan masuknya periode musim panen dan berakhirnya cuaca El Nino ekstrem di Bali.
“Perekonomian Bali juga ditopang oleh pertumbuhan positif LU terkait pariwisata (perdagangan, akmamin, dan transportasi) seiring dengan periode high season wisatawan yang disertai cuti bersama HBKN, serta peningkatan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang,” ujar Erwin Soeriadimadja.
Erwin menjelaskan selain LU Utama, LU yang menunjukkan pertumbuhan impresif yakni LU Jasa Keuangan dan Asuransi dan LU Pengadaan Listrik dan Gas yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar 19,38% yoy dan 11,34% yoy.
“Peningkatan kinerja pertumbuhan LU Jasa Keuangan dan Asuransi sejalan dengan pertumbuhan positif pada seluruh aktivitas keuangan baik oleh perbankan, asuransi dan dana pensiun, maupun jasa penunjang lainnya. Hal ini utamanya terjadi pada perbankan seiring dengan peningkatan jumlah kredit yang disalurkan pada triwulan kedua 2024,” jelasnya.
Ditambahkan, pertumbuhan positif kinerja LU Pengadaan Listrik dan Gas didorong oleh pertumbuhan positif penjualan listrik dan peningkatan aktivitas produksi es seiring dengan kebutuhan aktivitas penyediaan akmamin dan pengawetan ikan.
Dari sisi pengeluaran, perlambatan ekonomi Bali akibat melandainya pertumbuhan pada mayoritas komponen pengeluaran. Konsumsi Pemerintah melambat akibat normalisasi belanja pemerintah pasca penyelenggaraan Pemilu 2024 pada triwulan sebelumnya.
Sementara itu, Konsumsi Rumah Tangga mengalami perlambatan meski tetap kuat seiring dengan terjaganya konsumsi masyarakat pada periode Idul Fitri pascapencairan THR dan gaji ke-13.
Perlambatan yang lebih dalam juga tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) yang berasal dari investasi non-bangunan seiring dengan tingginya impor barang khususnya pada komoditas mesin, perlengkapan, serta kendaraan.
BI memprakirakan perekonomian Bali tetap tumbuh tinggi pada triwulan ketiga 2024, dan menguat dibandingkan triwulan kedua 2024 seiring dengan menguatnya kinerja LU terkait pariwisata. Hal ini seiring dengan mulai masuknya periode peak season, serta penyelenggaraan event internasional seperti Bali International Air Show dan Maybank Marathon.
“Kinerja investasi juga diprakirakan menguat seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek strategis pasca penyelenggaraan Pemilu. Bank Indonesia bersama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terus berupaya mendorong perekonomian Bali menuju Bali yang tangguh, hijau, dan sejahtera,” tutup Erwin. (lan)