Perspectives News

Pertama di Bali, Jembrana Dapat Bantuan Mesin Pengolah Sampah Jadi RDF

 

Bupati Tamba sangat antusias ketika menerima langsung kedatangan mesin pengolah sampah di TPA Peh, Senin (3/6/2024).  (Foto: Humas Jbr)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Pemerintah Kabupaten Jembrana mendapat angin segar untuk mengatasi permasalahan sampah yang telah menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.

Bekerjasama dengan PT Wisesa Global Solusindo, Pemkab Jembrana mendapat bantuan satu unit mesin pengolahan sampah yang nantinya dapat mengolah sampah organik dan anorganik dimana sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik diolah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel).

RDF selama ini dikenal sebagai hasil pemisahan sampah yang dikeringkan kadar airnya sebagai alternatif sumber energi oleh industri.

Pengolahan sampah menjadi RDF di TPA Peh diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan sampah di TPA Peh yang sudah overload.

Saat ini, TPA Peh menerima sekitar 50-60 ton sampah per hari ini. Sedangkan sampah eksisting diperkirakan sudah mencapai ratusan ribu ton. Ini menyebabkan TPA Peh hampir tidak bisa lagi menampung sampah apabila tidak segera diatasi.

Bantuan mesin pengolahan sampah menjadi RDF menjadi angin segar untuk mengatasi sampah yang telah menggunung. Bupati Jembrana I Nengah Tamba pun sangat antusias ketika menerima langsung kedatangan mesin itu di TPA Peh, Senin (3/6/2024).

"Hari ini kita kedatangan mesin ini. Saya merasa bahagia, Ada waktu yang akan kita uji coba dulu, apakah sudah sesuai ekspektasi," ucap Bupati Tamba.

Bupati Tamba memperkirakan apabila mesin ini dapat beroperasi dengan baik, sampah eksisting yang ada di TPA akan bisa dibersihkan dalam waktu beberapa tahun ke depan.

"Sampah kita hari ini menurut Dinas Lingkungan Hidup sudah ada 100.000 ton sampah eksisting. Kalau volume pekerjaan ini diambil satu hari 400 ton bisa 4 tahun baru akan selesai sampah ini," ujarnya.

Pihaknya mengatakan, kedatangan mesin ini sama sekali tidak menggunakan APBD. Hal ini murni atas kepedulian bersama untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di Jembrana.

"Kita tidak mengeluarkan tipping fee, armada kita juga minim sekali. Tapi dasarnya semangat kita bersama menjadikan Jembrana ini menjadi percontohan pertama," tutupnya. (hum)

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama