Ketua Umum Pengprov TI Bali Laksamana Pertama TNI (Pur) I Wayan Wetha menerima pataka dari Ketum PBTI Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon SH, MM saat pelantikan Pengprov TI Bali, Minggu (28/4/2024) (Foto: djo)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon SH, MM, melantik dan mengukuhkan Pengurus Provinsi TI Bali masa bakti 2024-2028 di Pangkalan TNI AL Denpasar, Minggu (28/4/2024).
Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon berpesan kepada pengurus TI Bali diketuai Laksamana Pertama TNI (Pur) I Wayan Wetha agar Bali lebih banyak lagi mengirim atletnya ke Pelatnas Taekwondo, sehingga atlet taekwondo nasional yang berprestasi itu lahir dari Bali.
Ia juga berpesan bahwa di dalam berorganisasi, hendaknya pengurus yang baru selalu menghormati yang lama, mengevaluasi apa yang sudah dihasilkan pendahulunya tanpa perlu mengecam. Apa yang bagus diterima dan yang kurang disempurnakan, patuh dan taat pada organisasi sangat diperlukan.
“Jangan sedikit-sedikit ricuh dalam organisasi, saya mendukung, mensupport apa yang dilakukan Ketua TI Bali, apa pun yang terjadi di TI Bali, saya yang bertanggung jawab selama yang dilakukannya itu sesuai dengan AD/ART organisasi,” ucap jenderal TNI bintang tiga itu.
Ia juga mengatakan pada pertandingan apakah itu level nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) atau level daerah, dalam menentukan juara PBTI tidak ingin ada lagi KKN, semua harus objektif. PBTI juga sudah merekrut pelatih asal Korsel, di mana saat Seleknas, penilaiannya benar-benar objektif.
“Jadi bukan karena si atlet berasal dari dojang tertentu kemudian dimenangkan, melainkan berdasarkan prestasi. Sekarang atlet-atlet hasil seleksi tersebut sedang digodok di Pelatnas,” imbuhnya.
Ia menambahkan, prestasi seorang taekwondoin ditentukan banyak hal, keharmonisan antara atlet dengan pelatih dan pengurus taekwondo, boleh jadi menjadi hal penting bagi prestasi taekwondoin tersebut.
“Jadi, sukses seorang atlet karena dia dikelilingi oleh orang-orang hebat. Bukan atletnya saja yang hebat, tetapi pelatih yang memberi contoh yang baik. Kalau pelatihnya bilang latihan tiap Sabtu dan Minggu, maka pelatih tersebut harus ada di hari itu,” ujarnya menyontohkan.
“Begitu juga ketika pelatih bilang kita tidak pulang kampung libur panjang, maka pelatihnya harus ada di situ. Begitu juga ketika hendak pertandingan, jangan sampai pelatihnya ke mana, atletnya ke mana,”.
Menurutnya, prestasi itu tidak seperti membalikkan telapak tangan, selain harus memiliki database atlet berprestasi, juga perlu dibentuk sport intelijen. Tanpa itu semua, lanjut dia, maka tidak akan pernah tahu akan kekuatan lawan.
Tiga Medali Emas
Sementara itu Ketua Umum Pengprov TI Bali Laksamana Pertama TNI (Pur) I Wayan Wetha, mengatakan pada PON XXI/2024 September mendatang di Aceh dan Sumut, pihaknya menargetkan meraih minimal 3 medali emas.
“Kami sudah menyiapkan 14 taekwondoin untuk berlaga di ajang PON XXI mendatang, dari mereka diharapkan minimal membawa pulang 3 medali emas, salah satunya diharapkan dari Ni kadek Heni Prikasih yang saat ini ada di Pelatnas,” ujarnya.
Dalam menakhodai TI Bali, Wayan Wetha didampingi tiga wakilnya, yakni I Made Muliasa, I Made Sutarjana, dan I Wayan Seri Artha. Sedangkan Sekretaris Umum dipercayakan kepada I Wayan Sumada dibantu Agus Iswahyudi dan Eka Anandita Krisyunanta sebagai Wakil Sekretaris I dan II. Sementara Bendahara TI Bali, Anastasia Ratih Indah Anggraini.
Pengprov TI Bali dilengkapi lima bidang, yakni Bidang Organisasi, Hukum, Etika dan Disiplin, Bidang Pembinaan Prestasi, Bidang Perwasitan dan Diklat, Bidang Penggalian Dana dan Usaha, serta Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kesehatan, Humas dan Media. (djo)