Sekda Alit Wiradana saat menghadiri sekaligus ngupasaksi puncak Karya Angasti Puja Atma Wedana Maligia Punggel di Griya Gede Telaga Tegal Denpasar, Senin (8/4/2024). (Foto: Humas Dps)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana menghadiri sekaligus ngupasaksi Puncak Karya Angasti Puja Atma Wedana Maligia Punggel di Griya Gede Telaga Tegal Denpasar, Senin (8/4/2024).
Rangkaian Puncak Karya diawali dengan Atetangi, Ngadegang Puspa Lingga, Mapurwa Daksina dan Stiti Puja.
Sejak pagi hari tampak silih berganti masyarakat yang ikut serta dalam upacara mendatangi lokasi upacara.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Camat Denpasar Barat, Ida Bagus Made Purwanasara, Panglingsir Griya dan Puri, serta undangan lainnya.
Pengrajeg Karya, Ida Bagus Ngurah Widasna didampingi Prawartaka Karya, Ida Bagus Witamaja, menjelaskan, rangkaian Karya Angasti Puja Atma Wedana Maligia Punggel di Griya Gede Telaga Tegal Denpasar ini telah berlangsung sejak tanggal 5 Januari lalu yang diawali dengan matur piuning karya. Dilanjutkan dengan Upacara Nganam Daun Waringin pada tanggal 4 April.
Selanjutnya, pada tanggal 5 April dilanjutkan dengan Upacara Mepandes. Sedangkan Puncak Karya dilaksanakan bertepatan dengan Tilem Sasih Kedasa pada 8 April. Setelah puncak karya, rangkaian dilanjutkan dengan Pralina Puja dan Nganyu ke Segara pada tanggal 9 April.
Sementara upacara Nyegara Gunung akan dilaksanakan di Segara Pantai Goa Lawah pada 11 April mendatang.
Ditambahkan, secara keseluruhan Karya Angasti Puja Atma Wedana Maligia Punggel di Griya Gede Telaga Tegal diikuti oleh 304 pengiring sawa. Sedangkan untuk upacara mepandes diikuti oleh 179 peserta sehingga besar harapannya karya ini dapat berjalan lancar dan sesuai dengan harapan bersama.
"Astungkara, kita berharap seluruh rangkaian karya berjalan lancar dan sesuai dengan harapan kita bersama," ujarnya.
Sementara, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana memberikan apresiasi atas pelaksanaan Karya Angasti Puja Atma Wedana Maligia Punggel di Griya Gede Telaga Tegal ini. Tentunya hal ini merupakan wujud sradha bhakti antara Griya atau Purahita dengan masyarakat atau Para.
Sinergi ini tentu sangat baik dalam mewujudkan masyarakat Kota Denpasar yang paras paros sarpanaya dan sagilik, saguluk salunglung subayantaka sesuai dengan sepirit Vasudhaiva Khutumbakam bahwa kita semua bersaudara.
"Dengan pelaksanaan karya ini tentu kami berharap kedepannya dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, begitupun manusia dengan alam lingkungan harus tetap dijaga sebagaimana mestinya sehingga kehidupan tetap harmonis,” ujar Alit Wiradana. (ags/hum)