Para pimpinan 30 unit
usaha STIKOM Bali Group foto bersama usai pembukaan Rakornas STIKOM Bali Group,
Sabtu (27/1/2024). (Foto: STIKOM)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS- STIKOM Bali Group mendukung penuh program kerja ke Jepang
dengan gaji Rp 21,5 juta/bulan. Terobosan brilian oleh Rektor ITB STIKOM Bali
Dr. Dadang Hermawan ini menjadi solusi bagi calon mahasiswa yang ingin
melanjutkan kuliah tetapi terkendala biaya.
Jika sebelumnya ITB STIKOM Bali mengirim ratusan anak muda
Bali magang di Jepang, kali ini Dadang Hermawan mengajak anak muda Bali untuk
kuliah di ITB STIKOM Bali tanpa harus bayar lebih dulu tetapi setelah kerja di
Jepang barulah membayar biaya kuliah dan biaya pemberangkatan ke Jepang.
"Ini solusi bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan
kuliah tetapi terkendala biaya. Mereka tidak perlu bayar biaya kuliah dulu dan
biaya pemberangkatan ke Jepang, tetapi setelah bekerja di Jepang barulah mereka
mulai nyicil," kata Dr. Dadang Hermawan di Hotel Rumah Luwih, Gianyar,
Bali, usai pembukaan Rakornas STIKOM Bali Group, Sabtu (27/1/2024).
Dadang Hermawan menjelaskan, untuk program kuliah sambil
kerja di Jepang ini, pihaknya bekerja sama dengan PT Sugih Jaya Sentosa,
Kediri, Jawa Timur, yakni sebuah Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia
(P3MI) yang sudah memiliki Surat Izin Penempatan Pekerja Migran Indonesia (SIP3MI).
"Kalau sebelumnya kami kirim ratusan anak muda Bali
untuk magang di Jepang menggunakan visa magang selama 3 tahun tapi hanya sekitar
25 orang mahasiswa aktif, kali ini kami targetkan minimal kirim 100 mahasiswa
ke Jepang menggunakan visa kerja atau tokutei
ginou selama 5 tahun. Gajinya juga beda, peserta magang gajinya rata-rata
Rp 15 juta/bulan, kalau visa kerja gaji awalnya sudah besar yakni Rp 21,5 juta
per bulan dan akan bertambah setelah 6 bulan," terang Dadang Hermawan.
Calon DPR RI Dapil Bali dari Partai Demokrat nomor urut 4
ini menambahkan, proses pendaftaran, seleksi dan pendidikan Bahasa Jepang untuk
program kuliah sambil kerja di Jepang ini akan dipusatkan di ITB STIKOM Bali
Kampus Abiansemal.
"Jadi syaratnya harus jadi mahasiswa ITB STIKOM Bali
Kampus Abiansemal dulu. Sedangkan mahasiswa kampus Renon dan Jimbaran minimal
sudah semester 4. Mereka yang lulus test akan menjalani masa karantina selama 6
bulan sampai berangkat tanpa perlu bayar dulu, makan minum, asrama kami talangi
dulu,” kata Dadang Hermawan.
Dia melanjutkan, untuk pemberangkatan bulan Nopember 2024
mendatang pihaknya menargetkan mengirim minimal 100 mahasiswa. Selama di Jepang
mereka menjalani kuliah secara online dari Bali pada hari Sabtu dan Minggu atau
hari libur di Jepang.
“Anak-anak yang sedang duduk di kelas 12 SMA/SMK/MA maupun
sudah tamat tapi belum kuliah atau ex peserta magang Jepang atau sedang kuliah
di STIKOM Bali Group silahkan daftar. Ini kesempatan bagus, jangan
disia-siakan,” ajak Dadang Hermawan.
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan Kampus Abiansemal I
Gede Yudhistira Kiswara menambahkan, pihaknya membuka pendaftaran program
kuliah sambil kerja di Jepang ini mulai Senin (29/1/2024) bertempat di ITB
STIKOM Bali Kampus Abiansemal, Jl. Janger No. 8A, Dauh Yeh Cane, Abiansemal.
“Untuk info lebih lanjut silahkan datang di kampus kami atau dapat mengubungi
HP 085-338-711-500 dan 0895-8001-14929,” kata Gede Yudhistira.
Dadang Hermawan yang juga CEO STIKOM Bali Group mengatakan,
Rakornas STIKOM Bali Group selama dua hari ini diikuti 70 peserta yang
merupakan para pimpinan dari 30 unit usaha di bawah bendera STIKOM Bali Group.
Acara ini dbuka Prof. Dr. I Made Bandem, MA selaku Pembina
Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar (Yayasan WDS) – induk ITB STIKOM Bali.
Dalam sambutannya, Prof. Made Bandem mengatakan, Rakornas
ini adalah kegiatan rutin tiap tahun
sebagai momentum untuk mengevaluasi program kerja yang sudah dilaksanakan
dan memaparkan rencana kerja tahun berikutnya, sekaligus membangun komitmen
bersama guna memajukan lembaga masing-masing.
“Yang sudah suskes, silahkan paparkan kiat-kiat suksesnya
supaya menjadi contoh bagi lembaga lain, yang belum sukses apa saja kendalanya,
silahkan dipaparkan supaya kita bahas bersama untuk suskes ke depannya.
Komitmen kita adalah maju bersama,” pinta Prof. Bandem.
Sementara Ketua Yayasan WDS Denpasar Drs. Ida Bagus
Dharmadiaksa, M.Si., Ak dalam arahannya meminta para pimpinan 30 unit usaha
STIKOM Bali Group ini berani mengambil keputusan secara cerdas.
“Kita sudah memiliki kecerdasan intelektual, kita memiliki
kecerdasan spritual, tinggal ditambahkan kecerdasan keberanian, yakni berani
mengambl keputusan secara cerdas,” tegasnya.
Acara ini juga diisi dengan workshop tentang Balance
Scoredcard oleh Dr. Sayu Ketut Sutrisna Dewi, SE., MM., Ak., Kepala Inkubator
Bisnis Universitas Udayana. (rls)