JAKARTA, PERSPECTIVESNEWS- Pada akhirnya, salah satu alasan untuk berinvestasi adalah untuk mencapai financial freedom, yakni kondisi di mana kita tidak perlu lagi khawatir terkait biaya hidup kita di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Selain itu, dengan mencapai financial freedom kita
juga akan memiliki dana lebih untuk membantu orang lain karena kebutuhan hidup
kita telah tercukupi. Tentunya hal ini akan tercapai apabila investasi yang kita
lakukan dapat dikelola dengan baik.
Investasi itu penting untuk masa depan dan tidak hanya
sekadar mengikuti tren. Dengan berinvestasi berarti kita dapat memahami seluruh
risiko, jenis instrumennya, serta tujuan investasi. Selain itu, jangan lupa
untuk mendiversifikasi aset dan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap
aset investasi kita.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa sebelum melakukan investasi
kita harus memastikan kesehatan finansial kita terlebih dahulu, pastikan juga tidak
mengorbankan kebutuhan utama, dan pastikan pula tabungan dana darurat serta
alokasi untuk proteksi sudah disiapkan.
Saat seseorang sudah memiliki penghasilan, baik dari bekerja
maupun berwirausaha, maka yang pertama dilakukan umumnya adalah membuka
rekening tabungan di bank. Tujuannya adalah untuk menampung gaji atau hasil usaha yang diperoleh
setiap bulan atau setiap harinya. Selain digunakan untuk biaya hidup, penghasilan
yang diterima tersebut harus ada yang disisihkan dalam bentuk tabungan.
Artinya, tidak seluruh penghasilan yang ada di rekening bank tersebut dihabiskan
untuk biaya hidup dan membiayai gaya hidup.
Saat tabungan yang diperoleh semakin besar, biasanya
seseorang mulai berpikir untuk mengembangkan dananya dalam bentuk investasi. Lalu,
kapan investasi bisa disisihkan? Jawabannya adalah ketika nilai tabungan yang
diperoleh telah mencapai 3-6 kali biaya hidup bulanan, atau telah mampu
memenuhi kebutuhan dana darurat. Tujuannya adalah jika suatu ketika terjadi musibah
yang tidak diinginkan, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun terjadi kegagalan
bisnis, maka kita masih memiliki tabungan yang dapat digunakan sebelum
mendapatkan pekerjaan baru, atau memulai berbisnis kembali.
Syarat lainnya yang perlu dipenuhi sebelum memulai
berinvestasi adalah kita perlu menyisihkan sebagian dana yang kita miliki untuk
membeli asuransi atau proteksi, salah satunya adalah asuransi kesehatan. Jika kita
tidak mendapatkan asuransi kesehatan dari tempat kerja, kita dapat membeli
asuransi kesehatan swasta atau membayar asuransi yang dikelola pemerintah, yaitu
BPJS. Oleh karena itu, jika terjadi risiko sakit atau meninggal dunia, kita tidak
perlu lagi untuk menggunakan tabungan atau menjual aset yang dimiliki untuk membiayai
kebutuhan hidup.
Pada dasarnya, investasi merupakan bentuk penanaman modal
dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Terdapat berbagai cara dan
variasi instrumen untuk berinvestasi yang risiko dan imbal hasilnya telah disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing orang.
Apakah tujuan utama dari berinvestasi? Setiap orang pasti memiliki
tujuan jangka panjang agar kehidupannya menjadi lebih baik di masa depan,
misalnya memiliki perencanaan keuangan untuk menikah, membangun rumah,
membiayai sekolah anak, traveling, dan lain sebagainya. Kemudian, setelah
kita menentukan tujuan, barulah kita mulai berinvestasi.
Mengapa tidak cukup dengan menabung saja? Perbedaan utama
antara berinvestasi dan menabung adalah nilai uang yang kita miliki. Dengan
menabung uang kita lama kelamaan akan tergerus oleh inflasi sehingga membuat
nilai uang kita menyusut seiring waktu. Sementara itu, dengan berinvestasi kita
dapat menjaga nilai uang kita terhadap kenaikan harga barang dan jasa.
Selain itu, salah satu alasan utama untuk berinvestasi
adalah menambah passive income, yaitu penghasilan yang tidak bisa kita peroleh
secara langsung. Artinya, kita masih bisa mendapatkan penghasilan walaupun kita
sedang tidak aktif bekerja. Tentunya imbal hasil yang diterima akan berbeda
karena tergantung jenis instrumen investasi dan jangka waktu dari produk
investasi yang dipilih.
Jika kita hanya mengandalkan gaji bulanan, maka tujuan
finansial kita mungkin akan sulit untuk dicapai. Sementara itu, dengan berinvestasi,
setidaknya dapat membantu kita untuk mempercepat dalam mencapai tujuan keuangan
jangka panjang.
Investasi memiliki jangka waktu yang berbeda-beda, mulai
dengan jangka pendek, menengah, dan panjang. Sebagai investor kita perlu
memilah atau mengelompokkan tujuan keuangan berdasarkan jangka waktu.
Dengan begitu, kita dapat menyesuaikan investasi kita dengan
kebutuhan finansial di masa yang akan datang. Selain itu, investasi yang
terukur juga akan menghindarkan kita dari berutang dan lebih siap menghadapi
situasi yang tak terduga di masa depan. Kemudian, investasi memiliki beragam jenis
instrumen yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita bisa menyesuaikan instrumen
apa yang akan kita pilih dengan kemampuan finansial masing-masing karena setiap
instrumen membutuhkan modal yang berbeda-beda, mulai dari puluhan ribu sampai dengan
ratusan juta rupiah.
Investasi itu penting untuk masa depan dan tidak hanya
sekadar mengikuti tren. Dengan berinvestasi berarti kita dapat memahami seluruh
risiko, jenis instrumennya, serta tujuan investasi. Selain itu, jangan lupa
untuk mendiversifikasi aset dan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap
aset investasi kita.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa sebelum melakukan investasi
kita harus memastikan kesehatan finansial kita terlebih dahulu, pastikan juga tidak
mengorbankan kebutuhan utama, dan pastikan pula tabungan dana darurat serta
alokasi untuk proteksi sudah disiapkan. Jadi, berinvestasi sekarang atau
nanti?. (TIM BEI)